Pahlawan Nasional
76 Tahun Gugurnya Robert Wolter Mongisidi: Diterjang 8 Peluru, Diantar 50 Ribu Orang ke Pemakaman
Pahlawan Nasional Republik Indonesia asal Manado Sulut Robert Wolter Mongisidi gugur pada 5 September 1949.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Menurut Niko, baju yang berlumur darah dan lobang peluru dibungkus dengan koran dan plastik dan ditanam dekat sumur.
"Andaikan itu masih ada, tentu bisa jadi bukti sejarah juga kan," ujarnya.
Setelah itu dilaksanakan ibadah pelepasan oleh Pdt Soleman Undap.
"Kalau tidak salah, Pendeta Undap ini satu sekolah dengan Bote di Tomohon pada tahun 1942 hingga 1943," ujar Robby.
Saat hendak dibawa ke ladang pekuburan, jenazah Bote telah dinanti puluhan ribu orang.
Kereta jenazah yang disiapkan tak jadi dipakai.
"Perwakilan rakyat, pejuang bilang, kami masih sanggup untuk memikul Pahlawan kami," ujar Robby.
Laporan media waktu itu, sedikitnya 50 ribu orang mengantar Bote ke pemakamaman.
Rute jenazah sepanjang 7 km dipenuhi orang yang datang memberi penghormatan terakhir kepada Sang Pahlawan.
Peti jenazah Bote berbalut Bendera Merah Putih.
"Kami keluarga di Manado dikirimi foto-foto dan surat kabar. Kami juga memang mendengar berita di RRI," katanya.
Kata Robby, beberapa kisah lainnya ia dapatkan dari perbincangan dengan sejumlah saksi hidup beberapa waktu kemudian pasca-gugurnya sang kakak.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca juga: Libur Maulid, Pertamina Sulawesi Tambah Stok 521.920 Tabung LPG 3 Kg
| Termasuk Pejuang Merah Putih di Manado, Berikut Daftar Nama yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional |
|
|---|
| Deretan Nama 40 Tokoh yang Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional: Sulut 1, Gorontalo 2 |
|
|---|
| Sosok M Jusuf, Panglima ABRI Era Soeharto Asal Sulawesi yang Kini Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional |
|
|---|
| Daftar Lengkap 40 Nama Calon Pahlawan Nasional, Dari Soeharto, Gus Dur hingga Marsinah |
|
|---|
| 13 April 1923 Supriyadi Lahir, Pejuang PETA di Blitar, Panglima yang Tak Pernah kembali |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.