Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Upus Ni Mama, Renungan W/KI GMIM 2-8 November 2025, Amsal 4:1-9, Peroleh dan Pelihara Hikmat

Upus Ni Mama, renungan Wanita Kaum Ibu (W/KI) GMIM dalam sepekan mulai 2 - 8 November 2025.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
UPUS NI MAMA - Renungan Wanita Kaum Ibu (W/KI) GMIM dalam sepekan mulai 2 - 8 November 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Amsal 4:1-9. 

Ayah memperkosa anak kandungnya, kakak berlaku amoral pada adiknya.

Harta warisan yang harusnya mendatangkan kesejahteraan malahan menjadi awal kehancuran - karena  keserakahan,  maunya  menang sendiri individualistis, iri dan dengki terutama karena roh takut akan Tuhan yang memberi hikmat untuk menyikapi keadaan telah tersingkirkan.

Pergaulan yang buruk semakin merusakkan kebiasaan yang baik.

Persahabatan seolah tidak benilai, kecurangan, tipu daya, mencari keuntungan yang tidak sewajarnya tanpa peduli orang menderita semakin nampak.

Bukan lagi hanya berita di media tentang rasa prikemanusiaan yang makin - terkikis dan kebengisan yang semakin nampak tetapi itu telah terjadi di sekitar kita. 

Cinta kasih, belas kasihan, rasa kemanusiaan, sepenanggungan, kegotonroyongan dengan sikap sepenanggungan makin 
 digantikan dengan kepentingan diri sendiri.

Ketika dilakukan cek and ricek ternyata banyak orang Kristen yang menjadi pelakunya. Rajin beribadah, tekun bergereja, aktif dalam pelayanan, sibuk dengan aktivitas kerohanian ternyata belum sepenuhnya menjamin kehidupan yang baik dan benar.

Mengapa? Karena semua sekedar tradisi atau kebiasaan saja.

Bukan sungguh-sungguh didorong oleh iman bahwa beribadah adalah panggilan iman karena di dalamnya setiap orang Kristen akan dibentuk dan diperlengkapi dengan pengajaran untuk hidup takut akan Tuhan. 

Disinilah peran kita sebagai orang tua, sebagai ayah dan ibu sangat penting. 

Firman Tuhan ini mengingatkan kita tentang tanggungjawab dari Tuhan bagi kita untuk mendidik, mengajar terutama meneladankan hal-hal yang benar, prinsip hidup takut akan Tuhan bagi anak-cucu. 

 Memang ada anak-cucu yang menerima dan melakukan didikan orang tua tetapi ada anak yang bebal, durhaka, 
 yang jahat kepada orang tua. Berbagai cara dilakukan supaya mereka bertobat.

Tetapi bagaimanapun keadaan anak-cucu kita mereka tetap adalah tanggungjawab kita. 

Tuhan juga akan meminta pertanggungjawaban kita atas cara kita mengajarkan kehendak Tuhan pada mereka.

Kasihilah mereka, didiklah mereka dan doakanlah anak cucu kita supaya beroleh hikmat Tuhan dan memeliharanya dalam kehidupan seumur hidup. Amin. 

Pertanyaan untuk diskusi: 

1. Mengapa penting untuk "peroleh dan pelihara hikmat Tuhan"? 

 2. Apa peran kita sebagai ibu yang berhikmat bagi anak-cucu kita agar mereka siap menghadapi realitas dunia dengan tetap hidup takut akan Tuhan?

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved