Total ada 162 peternak, 81 di antaranya ada di Sulawesi Utara," ujarnya.
Beberapa desa yang jadi percontohan yakni Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Minut; Desa Pinawetengan, Kecamatan Kawangkoan, Minahasa dan Desa Paslaten, Kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan.
Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal mengatakan, biosekuriti sangat krusial karena menyangkut ketahanan pangan dan ekonomi warga.
Katanya, praktik CABI sebelummya sukses dilaksanakan oleh peternak skala mikro-kecil di Filipina.
"Inisiatif CABI membuktikan ketika peternak difasilitasi dengan pengetahuan dan peralatan, mereka bisa bertahan," ujar Aryal.
Tirza Kasenda, peternak asal Desa Pinawetengan, Kecamatan Tompaso, Minahasa mengungkapkan, sejak dua tahun lalu mereka menerapkan bio sekuriti.
Beberapa hal prinsip dalam bio sekuriti yang diterapkan di antaranya, akses ke kandang dibatasi.
"Area kandang harus dipagari. Sebelum masuk, wajib cuci tangan.
Kita ganti pakaian dan pakai sepatu boot. Kandang disemprot disinfektan secara berkala seminggu tiga kali," katanya.
Katanya, berkat CABI, tidak pernah ternaknya kena virus ASF.
Saat ini, Tirza sementara memelihara empat indukan dan belasan anakan dan babi starter.
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini