TRIBUNMANADO.CO.ID – Melvianus Haba, remaja asal Desa Peddaro, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), punya cerita yang menginspirasi.
Melvin, begitu ia disapa, adalah anak dari keluarga petani.
Meski berasal dari latar belakang keluarga sederhana, ia berhasil masuk Universitas Indonesia (UI), salah satu kampus terbaik di Indonesia.
Melvin dinyatakan lolos lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025, dan diterima di Program Studi Matematika.
Keberhasilan ini tentu menjadi kebanggaan besar bagi Melvin dan keluarganya.
Kini, ia sedang bersiap memulai kehidupan barunya di Jakarta sebagai mahasiswa.
Anak Petani dengan Mimpi Menjadi Guru
Melvin lahir pada 22 Juni 2007.
Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Ayahnya, Welem Bala Hegi, dan ibunya, Mariana Haba, adalah petani di Sabu Raijua.
Meski hidup dengan segala keterbatasan, semangat Melvin untuk mengejar pendidikan tak pernah padam.
Sejak kecil, Melvin sudah menetapkan cita-citanya: menjadi seorang guru.
“Saat di sekolah, saya selalu memperhatikan bagaimana guru berdiri di depan kelas ketika mengajar. Dari situlah saya membayangkan suatu hari saya juga bisa berada di posisi mereka,” tutur Melvin saat ditemui jurnalis Pos Kupang, di rumah orang tuanya, Senin (28/7/2025).
Berjalan Kaki ke Sekolah
Selama menempuh pendidikan dari SD hingga SMA, Melvin harus berjalan kaki setiap hari menuju sekolah.
Meski tak memiliki prestasi akademik menonjol di bidang Matematika, ia tak pernah menyerah untuk terus belajar.
“Selama ini saya tidak punya banyak piagam juara. Tapi saya yakin, kalau belajar sungguh-sungguh, mimpi saya jadi guru bisa tercapai,” ujarnya.