Kala itu, ia menjabat sebagai Kapolsek Sonder dan harus bersinergi dengan banyak instansi dalam penanganan pandemi.
“Dari vaksinasi, pendataan warga, isolasi, hingga proses pemakaman, kami ikut terlibat langsung,” ujarnya.
Meski harus turun langsung ke lapangan dengan risiko tinggi, IPTU Syarif tetap bertugas secara profesional.
“Kami bahkan membantu pemakaman warga jika kekurangan tenaga.
Tentu tetap dengan APD lengkap,” kenangnya.
Selama tiga tahun pandemi, ia bahkan tak bisa pulang ke kampung halaman di Lampung.
Namun, ia bersyukur tetap sehat dan bisa menjalankan tugas dengan baik.
“Ada rasa takut, tapi sebagai polisi, tanggung jawab tetap nomor satu,” ucapnya.
Di balik seragamnya, IPTU Syarif adalah sosok keluarga yang hangat.
Ia menikah dengan seorang dokter kecantikan di Palembang.
Mereka telah dikaruniai seorang anak laki-laki.
Kisah hidup dan dedikasi IPTU Syarif menjadi bukti bahwa polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga pengabdi tanpa batas bagi masyarakat. (fis)
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini