Lebih lanjut, Lastri menjelaskan bahwa Leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang berasal dari kencing tikus, yang kemudian dapat menyebar ke manusia dan hewan lain, seperti anjing, sapi, dan kambing.
Bahkan, dua jenis bakteri Leptospira telah ditemukan pada anjing di wilayah tersebut.
Gejala Leptospirosis umumnya mulai muncul sekitar dua minggu hingga satu bulan setelah terinfeksi.
"Sejauh ini, kebanyakan kasus yang kami temukan hanya menunjukkan gejala ringan yang bisa ditangani dengan terapi dan antibiotik," tambahnya.
Namun, Lastri juga memperingatkan bahwa infeksi ini bisa berakibat fatal jika berkembang menjadi kondisi berat, seperti ikterik, yaitu perubahan warna pada tubuh akibat gangguan fungsi ginjal.
"Jika gejala berat muncul, pasien harus segera dirawat di rumah sakit," tutup Lastri.
Penyebaran Leptospirosis ini menjadi alarm bagi seluruh warga Gorontalo untuk segera mengambil tindakan preventif, seperti menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan air yang terkontaminasi urine tikus.
Dengan demikian, risiko penyebaran penyakit ini bisa ditekan dan kesehatan masyarakat tetap terjaga.
Apa Itu Leptospirosis
Tanda-tanda dan gejala leptospirosis penting untuk diketahui agar bisa mencegah munculnya risiko terburuk dari penyakit tersebut.
Sebab gejala leptospirosis pada awalnya mirip dengan flu sehingga kerap diabaikan dan terlambat ditangani.
Hal itu diungkap sejumlah warganet di media sosial yang mengaku belum mengetahui tanda dan gejala leptospirosis sehingga harus kehilangan orang-orang terdekat mereka.
"Almarhum om saya kena leptospirosis, seminggu baru ketahuan tapi sudah terlambat. Semua organnya sudah rusak waktu dibawa ke rumah sakit," tulis @aliensaurs.
Penyakit leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang menyebar melalui urin hewan yang terinfeksi.
Di Jawa Tengah, kasus leptospirosis ditemukan pada Januari 2024. Saat itu sebanyak 47 pasien terkonfirmasi positif leptospirosis Sebulan kemudian, kasus penyakit tersebut bertambah menjadi 43 kasus.
Hingga Maret 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah mencatat, 87 pasien terkena penyakit leptospirosis.