Konflik Rusia dan Ukraina

Bisa Berdampak kepada Kesehatan, Pengiriman Depleted Uranium dari AS ke Ukraina Tuai Kontroversi

Editor: Isvara Savitri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sederetan amunisi uranium 25mm Angkatan Darat AS, 11 Februari 2004, di pangkalan Kompi Charlie, Batalyon 1-22, Divisi Infanteri ke-4, di Tikrit, 180 km (110 mil) utara Bagdad.

"Keputusan pemerintah untuk memasok senjata dengan uranium yang sudah habis merupakan indikator ketidakmanusiawian," kata Kedutaan Besar Rusia di Washington, dikutip dari Al Jazeera.

"Jelas, dengan gagasannya untuk menimbulkan 'kekalahan strategis', Washington siap untuk berperang tidak hanya sampai pada warga Ukraina yang terakhir tetapi juga untuk memusnahkan seluruh generasi," lanjutnya.

"AS sengaja mentransfer senjata dengan dampak yang tidak pandang bulu."

"Mereka sepenuhnya menyadari konsekuensinya: ledakan amunisi tersebut mengakibatkan pembentukan awan radioaktif yang bergerak."

Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP POCO X5 Pro 5G Awal September 2023, Makin Murah, Padahal Belum Lama Rilis

Baca juga: Kecelakaan Maut, 1 Orang Tewas, Mobil Dinas Sekretariat DPRD Pesibar Lampung Tabrak Truk

"Partikel kecil uranium mengendap di saluran pernafasan, paru-paru, kerongkongan, menumpuk di ginjal dan hati, menyebabkan kanker dan menyebabkan terhambatnya fungsi seluruh organisme," tulis pernyataan tersebut.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengenal Depleted Uranium, Amunisi yang Bakal Dikirimkan AS ke Ukraina dan Dapat Kecaman dari Rusia.

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkini