Namun hari itu mereka kehilangan sengat. Tentara Dai Nippon tumpas di tangan sekelompok gerilawan dari negeri Celebes. Pemimpinnya bernama Adolf Lembong.
Lembong awalnya opsir muda KNIL yang bertugas sebagai operator radio.
Saat invasi Jepang ke Indonesia, Lembong ditawan dan dijadikan budak. Dia berhasil melarikan diri dan bergabung dengan tentara AS yang bergerilya di pulau Luzon.
Lembong diserahi tugas memimpin skuadran 270 yang berisi koleganya asal Minahasa. Ia beroleh pangkat Letnan dua.
Skuadran 270 adalah bagian dari divisi keenam tentara Amerika.
Kiprah Lembong sebagai gerilyawan memang bak film. Ia pernah beberapa kali menyusup ke daerah yang dikuasai musuh dengan cara menyamar.
Pernah pula merebut gudang makanan dan peralatan Jepang.
Ia makin mirip jagoan film holywood yang tak melupakan asmara dalam sengkarut perang kala menjalin hubungan cinta dengan Asuncion Angel, wanita asal Filipina.
Kisah cinta keduanya begitu mengharukan. Angel memutuskan menikahi Lembong. Dirinya turut Lembong kembali ke Indonesia.
Saat Lembong memutuskan keluar dari KNIL untuk bergabung dengan Indonesia, mereka jatuh miskin.
Namun Angel tak mengeluh. tetap setia pada suaminya. Bahkan ia kemudian berjuang untuk indonesia.
Jelang berakhirnya Perang dunia 2, ia kembali ke Indonesia.
Lembong bergabung dengan kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) di Jogjakarta dan turut berperang melawan Belanda dalam agresi militer pertama.
Lembong diwacanakan untuk menjadi atase militer Indonesia di Filipina dengan Sam Ratulangi sebagai duta besar.
Penempatan Lembong dimaksudkan untuk menggalang kekuatan Indonesia di Filipina dengan tugas pertama membebaskan Minahasa dari Belanda.