"Paling dia pergi ke masjid untuk menunaikan shalat berjemaah," kata Yuyun Mulyani (62), salah satu warga Kampung Babakan, dilansir dari Tribunnews.com.
Sementara itu, sosok Wowon dikenal sosok yang ramah dan baik.
Bahkan, kata Yuyun, Wowon setiap pagi sering mengantar anak ke sekolah. Lalu, setiap acara kegiatan keagamaan, Wowon selalu hadir.
"Kalau ada kegiatan masyarakat dia ikut, termasuk kegiatan keagaman seperti tahlil dia suka datang," tutur Yuyun.
"Kalau di sini sering dipanggil Mang Wowon. Sehari-harinya dia biasa saja, tidak ada mencurigakan. Kesibukan keseharianya dia bekerja di tempat penggilingan beras," tambahnya.
Jarang bergaul
Mega menceritakan, selama tinggal di kampung Pasir Loa, Wowon dikenal dengan nama Deden.
Wowon alias Deden itu mengaku bekerja sebagai dalang wayang golek. Namun, kata Mega, Wowon jarang bergaul dengan tetangga.
"Masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Deden, bukan Wowon. Deden mengaku sebagai dalang wayang golek," katanya.
Selain itu, kehidupan keluarga Wowon tergolong pas-pasan. Istri Wowon, Ai Maemunah, dikenal sering meminjam renternir dan tetangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Naasnya, Ai juga menjadi korban pembunuhan Wowon dan komplotannya.
"Memang sering pinjam uang untuk sekedar makan sehari-hari karena suami almarhumah yang berprofesi sebagai dalang wayang golek penghasilannya mungkin tidak menentu," jelasnya.
Sosok Wowon di mata istri keempat
Istri keempat Wowon, Iis Suryati (42), menceritakan, suaminya itu orangnya biasa saja.