Ada pula yang memilih tinggal di lantai dua rumah mereka.
4. Banjir di Kampung Argentina Manado sudah Tak Terhitung
"Banjir di sini sudah tak bisa dihitung lagi," kata warga.
Ia mengestimasi banjir besar dan kecil dalam setahun bisa mencapai puluhan kali.
"50 kali?" tanya Tribun.
"Bisa," jawabnya.
Dalam buku sejarah banjir kampung argentina, warga menyebutkalau banjir terparah terjadi pada 15 Februari 2014 lalu.
"Kala itu air lewat tiang listrik, anda bayangkan saja," kata dia.
Ia berpendapat, seringnya kampung itu kebanjiran karena posisinya di samping sungai serta di dataran rendah.
Daerah keliling kampung itu memang berada di dataran tinggi.
"Jadi air datang dari sungai dan dari pemukiman di atas," kata dia.
Setiap peristiwa buruk memiliki makna dalam hidup.
Demikian juga banjir di Kampung Argentina jadi semacam blessing disguise.
"Kami jadi pekerja keras, disiplin, tidak malas selalu hati hati, penuh perhitungan, kalau saja kami malas sudah lama kami mati," beber Rahmawati warga lainnya.
5. Banjir di Kampung Argentina Jadi Perekat Antar Warga