"Semua diserahkan kepada ku, ya Allah, dan aku ini selalu menjadi wasit di antara keduanya," ujar Dian.
"Jadi saya barusan disogok sama si mbah, dikasih uang 1000 NT, suruh ngakui kalau saya bantuin pak bos untuk ngambil uangnya si mbah," kata Dian menjelaskan.
Lantaran anak si mbah merasa tidak mengambil uang, mbah tersebut lantas meminta Dian untuk mengakui bahwa benar Dian telah membantu anaknya mengambil uang tersebut.
"Saya tu dikasih uang 1000 NT, nanti disuruh ngaku kalau saya itu bener-bener bekerja sama sama pak bos ngambil uangnya si mbah," kata Dian mengulang.
"Aku tu galau, kalau ditampani nanti saya suruh ngaku iya, padahal saya kan nggak melakukan, nanti kalau saya ngaku iya, waaah sama dengan kayak api disoki bensin, gitu lho," ujar Dian.
TKI perempuan ini mengaku bingung, lantaran uang yang ditawarkan oleh si mbah cukup besar.
Namun di satu sisi, TKI perempuan ini sadar jika ia menerima tawaran tersebut, tentu masalah akan semakin besar dan tidak berkesudahan.
"Tapi kalau nggak ditampani yo eman-eman, 1000 NT itu juga Rp500 ribu. Jadi kayak makan buah simalakama, ditampani yo ribet, ra ditampani kok eman-eman," kata Dian sambil tertawa.
Tak habis pikir, TKI perempuan ini mengingat kelakukan lucu lansia laki-laki yang ia jaga.
"Jian! Mbah ku tu ada aja acarane, heran akun," ucap Dian.
(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)
Artikel ini telah tayang di PosBelitung.co