TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Dua hari lagi masyoritas masyarakat Indonesia akan merayakan Idul Adha 2022.
Biasanya, Idul Adha diramaikan dengan momen menyembelih hewan kurban.
Masyarakat Indonesia biasanya akan menyembelih sapi, kambing, dan domba.
Hewan kurban tersebut kemudian bisa dinikmati semua kalangan.
Daging merah tersebut kemudian diolah menjadi berbagai jenis makanan sesuai selera.
Namun, terkadang ada ketakutan bagi masyarakat tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Mengutip laman P2ptm.kemkes.go.id, hipertensi atau tekanan darah tinggi sendiri adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Penelitian sudah membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.
Sekarang pertanyaannya, apakah benar konsumsi daging merah akan memicu hipertensi?
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal-Hipertensi dr. Tunggul Situmorang, SpPD-KGH menjawab.
Baca juga: Negara Barat Beri Banyak Sanksi ke Rusia, Vladimir Putin Sebut Picu Krisis Energi di Seluruh Dunia
Baca juga: Siap-siap Saksikan Akting Memukau Johnny Depp Lagi, Film La Favorite akan Tayang di Netflix
Menurut Tunggul, tidak ada satu daging pun yang menyebabkan hipertensi.
Ada lebih dari 90 persen penyebab utama hipertensi adalah faktor genetik atau keturunan.
Kondisi tersebut dikategorikan sebagai hipertensi primer atau essential hypertension.
“Di semua buku hipertensi yang pernah saya baca, tidak ada satu statement pun yang menyatakan daging (daging sapi atau kambing) sebagai penyebab hipertensi,” kata Tunggul.
Terkait dengan asupan makanan, sebenarnya hipertensi dikaitkan dengan jumlah asupan garam yang masuk dalam tubuh.