"Umat yang ikut ibadah kedua sudah pada pulang. Kebetulan gereja punya beberapa pintu masuk dan pintu keluar, jadi tidak konsentrasi di satu pintu," ujar dia.
Saat itu terjadi sirkulasi jemaah misa antara mereka yang sudah selesai lalu pulang, dan mereka yang datang untuk mengikuti jadwal misa selanjutnya.
Wilhelmus menyebutkan, dua orang pelaku pengeboman datang mendekat ke pintu masuk gereja dengan menaiki sepeda motor.
Beruntung, gerak-geriknya sudah dicurigai dan petugas keamanan gereja berhasil mencegahnya masuk.
"Tapi, sudah diamati petugas keamanan kami dan dia menahan di pintu itu gerbang dan di situlah terjadi ledakan," papar Wilhelmus.
Ledakan cukup besar pun terekam kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi.
Akibat kejadian itu, dua orang yang diduga pelaku dilaporkan tewas, serta 20 orang terdiri dari warga, petugas keamanan gereja, dan jemaat mengalami luka akibat ledakan.
Mereka pun dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Sebagian sudah dipulangkan setelah mengalami luka ringan.
Baca juga: Ditangkap di Merauke, 11 Terduga Teroris Tersebut Jaringan JAD, Kapolda Papua: Terlibat Bom Makassar
Keterangan polisi
Kapolda Sulawesi Selatan Kapolda Irjen Merdisyam menyebutkan, ledakan tersebut memiliki daya ledak tinggi atau high explosive.
Hal itu terlihat dari dampak yang ditimbulkan, seperti kerusakan pintu gerbang gereja dan kendaraan-kendaraan di sekitarnya, serta pecahnya kaca hotel di sekitar gereja.
"Itu jenis ledakan high explosive. Kerusakan terjadi di gereja. Hanya pintu gerbang dan beberapa kendaraan," kata Merdisyam dalam wawancara dengan Kompas TV, Minggu (28/3/2021).
Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Sigit Listyo menyampaikan, ledakan diduga merupakan pengeboman bunuh diri yang menggunakan jenis bom panci.
"Ledakan yang terjadi, suicide bomb dengan menggunakan jenis bom panci," kata Listyo.