Eksekusi dihadiri oleh ratusan warga yang semuanya membawa parang, termasuk Baidawi sendiri.
Baidawi mengisahkan, kelima orang PKI tersebut diikat tangannya kemudian dibantai beramai-ramai dengan parang dan dikubur dalam satu lubang.
Seorang warga bernama Andang Chatif Yusuf yang merupakan Sekretaris Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) Banyuwangi menuturkan kepada Tempo, bahwa jumlah korban dari pihak PKI diperkirakan mencapai ribuan.
Andang menuturkan bahwa dirinya pernah dipenjara oleh tentara selama dua tahun.
Dituturkan olehnya, sebelum dipenjara ia dibawa ke kamp tahanan di lapangan di Kecamatan Kalibaru.
Ia berada di kamp penahanan tersebut selama 10 hari.
Di kamp penahanan tersebut, Andang menyaksikan ada ribuan orang yang bernasib sama dengan dirinya.
"Dari camat, lurah, carik, semua ada di kamp itu, " kata Andang.
Menurutnya, setiap orang yang berada di sana dipisahkan berdasarkan jenis hukumannya.
Apabila masuk kategori berat, maka akan langsung dieksekusi pada malam harinya.
Tubuh jenasahnya dibuang di Jurang Tangis yang berada di kawasan Taman Nasional Baluran yang berada di perbatasan Banyuwangi dan Situbondo.
Jurang Tangis adalah salah satu kuburan massal orang PKI di Banyuwangi.
Sedangkan lokasi kuburan massal lainnya berada di Jurang Gunung Kumitir, yang berada di perbatsan Banyuwangi dan Jember. (Liputan Khusus Tempo, 1 - 7 Oktober 2012 "Pengakuan Algojo 1965")
Artikel ini tayang di Fotokita.Grid.Id dengan judul Bukan TNI, Berpakaian Serba Hitam dengan Senjata Keris, Begini Sosok Pasukan Gagak Hitam yang Jadi Algojo Maut Orang-orang PKI