Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Kota Manado mengeluarkan kebijakan dalam melonggarkan aktivitas warga di masa pandemi, di mana Pemko Manado sudah membolehkan lansia dan anak-anak masuk kawasan mal.
Hal ini mendapat perhatian dari pengamat kesehatan dari Universitas Sam Ratulangi Manado dr Adi Tucuan, Selasa (27/4/2021).
Ia mengatakan bahwa kebijakan ini perlu sebuah kajian matang dari beberapa aspek yang harus dipertimbangkan, bukan hanya aspek ekonomi untuk mendongkrak perekonomian, tapi juga aspek lain termasuk kemungkinan penyebaran kembali Covid-19.
"Tindakan yang berani dari pemerintah mengeluarkan kebijakan ini, asumsi saya selain aspek ekonomi yang diprioritaskan karena berpikir bahwa kita sudah melalui vaksinasi Covid-19, termasuk lansia," ujar dr Adi.
Baca juga: KSOP Bitung dan Jajaran Bakal Dirikan Posko, Imbau Warga untuk Tidak Mudik
Baca juga: Robert Winerungan: Lansia dan Anak-anak Bisa Masuk Mal, Akan Dorong Perputaran Ekonomi Kota Manado
Baca juga: Gadis Cantik Gabby Sekeon Teladani Pola Hidup Bersih Pimpinan Daerah
"Saya menyarankan untuk tidak terburu-buru keluarkan kebijakan ini karena pandemi belum selesai di seluruh dunia termasuk Indonesia," ujarnya lagi.
Kata dr Adi, tidak boleh berpikir bahwa karena sudah jenuh tersisolasi dari pusat perbelanjaan atau ingin meningkatkan sektor ekonomi, tapi mengabaikan fakta bahwa Covid-19.
Saat ini memasuki gelombag baru di beberapa negara dan yang paling menakutkan Covid-19 sudah bermutasi menjadi varian baru dan menurut ahli lebih berbahaya dari virus aslinya.
Sehingga, bisa saja vaksin konvensional yang diberlakukan sekarang akan sulit membendung infeksi varian baru.
"Jadi, saya pikir pengelola mall andai mau berlakukan kebijkan Pemkot, betul-betul harus menyadari risikonya, dan sedapat mungkin memproteksi masyarakat secara ketat," ucapnya.
Baca juga: Personel TNI-Polri Pukul Mundur KKB Lekagak Telenggen dari Kampung Maki Papua, Berikut Kronologinya
Baca juga: DPRD Sulut Gelontorkan Rp 1,2 Miliar Beli Laptop Apple untuk 45 Wakil Rakyat
Baca juga: Sosok Kombes Pol Zulfikar Tarius, Adik Edy Rahmayadi Meninggal Minggu, Paling Dihormati
"Walaupun, saya masih ragu dengan perilaku masyarakat kita menjalankannya di pusat perbelanjaan karena tidak bisa mengendalikan orang demikian banyak berbondong-bondong ke malm" ucap dokter Adi.
Lanjutnya, tidak bisa memaksakan sebuah kebijakan berlaku tanpa kajian matang dari berbagai aspek khususnya perilaku kesehatan publik.
Prokes saat ini banyak yang sudah dilanggar, vaksinasi masih bisa memungkinkan orang bisa reaktif kalau antibodinya belum terbentuk.
Dan walaupun kita sudah menurun kasusnya, bukan berarti virus sudah hilang.
Baca juga: Sosok Kombes Pol Zulfikar Tarius, Adik Edy Rahmayadi Meninggal Minggu, Paling Dihormati
Baca juga: Tagana Sitaro Gelar Pembersihan dan Penyemprotan Disinfektan di Gereja GMIST Ulu
Baca juga: Ingat Napi Bule Cantik Asal Afrika Selatan? Kini Fasih Bahasa Manado, Tahu Cara Membuat Membatik
"Kita berharap pelaku usaha dan Pemkot, bisa meminta pandangan dari ilmuwan kesehatan dan intelektual lainnya untuk mencegah hal yang tidak diinginkan," imbuh dr Adi.
Kata dia, harus belajar dari India, dimana pemerintah India sudah mengeluarkan kebijakan membebaskan masyarakatnya dari aktivitas sehari-hari tanpa prokes, karena menganggap kasus sudah turun dan berhasil dikendalikan.