Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Salah satu penggagas Gerakan Peduli GMIM (GPG) Pnt Dra Joice Worotikan
meluruskan pernyataan yang disampaikan sejumlah pihak bahwa aktivitas yang dilaksanakan GPG selama ini,
terkait dengan pilkada serentak 2024 dan tahun politik 2024 mendatang.
“Kehadiran GPS adalah untuk menolak keras adanya kepentingan politik dalam berbagai agenda BPMS GMIM.
Jadi tidak benar jika ada pihak yang menciptakan opini publik bahwa GPG sudah disusupi kepetingan politik,” kata Pnt Joice yang berharap kepentingan politik tersebut tidak 'bersarang' di GMIM.
Baca juga: Meski Dipecat, Ketua DPC Demokrat Bolmut Apresiasi Mor Bastiaan, Rangkul Pengurus yang Ikut KLB
Baca juga: Soal Paspor Vaksin untuk Syarat Travelling Ditolak WHO, Sebut Tak Boleh Digunakan Bepergian
Baca juga: Tepat 54 Tahun, Soeharto Ditunjuk Sebagai Pejabat Presiden RI Kudeta Soekarno
Dalam sebuah diskusi terbatas akhir pekan lalu, aktivis perempuan yang pernah tercacat sebagai caleg PDIP ke Senayan ini mengatakan, perjuangan GPG untuk menolak pelaksanaan SMSI
(Sidang Majelis Sinode Istimewa) tahun ini adalah murni panggilan iman dari para penatua, syamas, pendeta maupun anggota jemaat yang terpanggil untuk ‘menyelamatkan’ GMIM kedepan,
mengingat pelaksanaan SMSI dalam bentuk apapun, apakah daring (dalam jaringan), luring (luar jaringan) maupun tatap muka adalah bentuk pelanggaran terhadap Tata Gereja GMIM tahun 2016.
Baca juga: Vaksin Novavax 96 Persen Efektif Lawan Virus Corona, Uji Coba di Inggris
Baca juga: Bupati Depri Pontoh Ajak Masyarakat Sukseskan Vaksinasi Tahap II
Baca juga: HEBOH Video Penemuan Gunung Emas di Kongo, Jadi Perhatian Dunia, Warga Berebut Pakai Tangan Kosong
“Semua pelayan khusus tahu bahwa, pelaksanaan SMSI harus diputuskan dalam SMSI dan harus disetujui oleh 2/3 anggota majelis sinode GMIM.
Bukan diputuskan dalam SMST (Sidang Majelis Sinode Tahunan). Itu fokus kita, soal pasal-pasal dalam draft perubahan Tata Gereja, kami tidak ada interest (Kepentingan,red) sama sekali,” beber Worotikan yang juga Owner JW Printing yang sukses membuka cabang hampir di seluruh kabupaten/kota di Sulut ini.
Menurut Pnt Joice , selama melaksanakan misi panggilan iman, GPG tidak pernah menerima sumbangan atau sponsor dari pihak manapun, apakah kepala daerah, partai politik maupun elit partai.
Baca juga: Kadis Sosial Bolsel Tegaskan Penerima Bansos Wajib Divaksin Covid-19
Baca juga: Vaksin Novavax 96 Persen Efektif Lawan Virus Corona, Uji Coba di Inggris
“Ini perlu kami sampaikan, supaya 1120 jemaat se GMIM tahu bahwa ini adalah panggilan iman sebagai warga Gereja.
Siapa lagi yang wajib mengingatkan BPMS GMIM, kalau bukan warga Gerejanya sendiri,” tutur Penatua di salah satu jemaat di Tomohon ini.
Sebagai bentuk langkah persuasif kepada BPMS GMIM dan para stake holder lainnya, GPG telah mengirim surat permohonan kepada BPMS GMIM untuk bersedia melaksanakan tatap muka.
Baca juga: Sandiaga Uno Bakal Diundang dalam Pertemuan Akbar Wijanna Puwatta Keturunan Raja Bone
Baca juga: 4 Zodiak Ini Terlahir dengan Kepribadian Ekstrovert, Zodiakmu Termasuk?
Baca juga: Pelarian Gisel Saat Video Panasnya Tersebar Luas, Perasaan Takut dan Khawatir Menghantui
“Surat permohonan sudah kami kirimkan pekan lalu. Bukan hanya ke BPMS GMIM, tapi juga kami kirimkan ke Gubernur Sulut dan Kapolda Sulut,” jelasnya.