Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Masuk lewat pintu samping klenteng, keluar pun harus demikian.
Pintu depan tertutup rapat, di dalam Klenteng, umat harus jaga jarak. Musti sabar menanti waktu mendekat arca yang diatur bergiliran.
Usai sembahyang, langsung cabut, meski di sana masih ada teman yang bisa diajak bercakap-cakap.
Senyum di hari Imlek yang penuh berkah tak nampak karena bibir dan hidung tertutupi masker.
• Judi Togel Diduga Masih Menjamur di Kota Religius, Ini Penjelasan Sekretaris BPMS GMIM
• Angel Sepang di Mata Tetangga Dikenal Sebagai Orang Baik, Orang Rumahan Tidak Bergaul
• Segera Cek Persyaratan Penerima BLT UMKM 2,4 Juta, Tinggal Beberapa Hari Lagi
Inilah suasana imlek di Klenteng tertua Indonesia Timur Ban Hin Kiong pada masa pendemi Covid-19 yang terekam Tribun Manado Jumat (12/2/2021) siang.
Wong Wei salah satu warga melukiskannya dengan satir.
"Ini mirip saat saya masih kecil dahulu. Kala itu Imlek sepi karena waktu itu ada larangan merayakan Imlek dari orde baru," kata dia.
Meski begitu, ia memakluminya. Demi keselamatan bangsa, umat Tridharma harus ikhlas agar pendemi cepat berlalu.
• Ingat Mbah Arjo, Orang Tertua Indonesia, Hidup Selama 193 Tahun? Juru Kunci, Rekan Ritual Soekarno
• Intip Potret Gisel, Wijaya Saputra & Gempi saat Rayakan Imlek Bersama, Kompak Pakai Baju Warna Merah
"Kami dukung kebijakan pemerintah," kata dia.
Di hari imlek ini, ia menuturkan, tak bisa merayakan bareng anak anak yang berada di luar daerah.
Dia merayakan berdua dengan istri dengan makan mi.
"Kalau angpao kirim via gojek," kata dia.
Roy Tanase, umat Tridharma lainnya mengaku hanya kumpul bersama keluarga inti.
• Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Besok Sabtu 13 Februari 2021, BMKG: 26 Wilayah Harus Waspada
• Peringatan Dini BMKG Besok Sabtu 13 Februari 2021, Waspada di Wilayah Ini Hujan Lebat Disertai Angin
Keluarga selebihnya dari daerah lain tidak datang.
"Kami hanya saling ucap selamat di WA dan Facebook," kata dia.