Bersua Kepala BI Sulut Arbonas Hutabarat, Optimis Fundamental Ekonomi Sulut Menbaik di 2021

Penulis: Fernando_Lumowa
Editor: Chintya Rantung
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat (kanan) melayani wawancara Tribun Manado di ruang kerjanya Gedung Perwakilan BI Sulut, Jumat (30/0201).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bank Indonesia (BI) memandang optimis tahun 2021. meski pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Sejumlah indikator menunjukkan fundamental ekonomi Bumi Nyiur Melambai bisa pulih.

Berikut rangkuman wawancara Tribun Manado dengan Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat terkait pemulihan ekonomi Sulut di tengah pandemi, pengendalian inflasi dan tema terkait lainnya.

Tribun Manado (TM): Selamat sore Pak Arbonas. Terima kasih sudah menerima kami. Apa kabar pak, pasti sehat ya?
Arbonas Hutabarat (AH): Sore, syukur kita masih ketemu. Artinya kita sehat.

TM: Pak, tahun 2021 sudah sebulan berjalan dan kita masih dikungkung pandemi Covid-19. Bagaimana BI melihat kondisi ini, seperti apa ekonomi Sulut tahun ini?
AH: Kita perlu melihat dulu ke tahun lalu. Adanya pandemi Covid-19 melahirkan pembatasan sosial. Mobilitas masyarakat dibatasi sehingga semua kegiatan ekonomi juga terbatas.

Dampak langsungnya pada perekonomian ialah roda ekonomi bergerak lambat. Pada triwulan I 2020, ekonomi Sulut masih tumbuhtumbuh 4,3 persen.

Begitu Covid, langsung minus 3,83 persen di triwulan II. Pada triwulan III sudah membaik tapi masih minus 1,29 persen.

Nah, kita harapkan di triwulan IV bisa tumbuh 0,93 persen dengan demikian bisa mendorong PE 2020. Menang belum positif tapi minus di bawah 0,5 persen.

Untuk bisa tumbuh, paling tidak harus positif 1,5 persen di kuartal ke empat.

TM: Artinya BI  optimis tahun ini lebih baik?
AH: Agar bisa tumbuh, maka paling tidak kuartal keempat itu harus surplus 1,5 persen. Itu bisa tumbuh secara akumulatif.

TM: Apa saja faktor penentu sehingga ekonomi diprediksi membaik?
AH: Sekarang pemerintah sudah melakukan vaksinasi.  Kemudian masyarakat sudah terbiasa dengan protokol Covid-19. Ini akan memberikan gairah baru, sentimen positif bagi dunia usaha.

TM: Kalau begitu, sektor apa saja yang bisa dihidupkan meskipun ini masih pandemi?
AH: Analisa kami berdasarkan 'ninebox theory', ada sejumlah sektor produktif yang masih bisa digenjot. Rendah risiko Covid-19 tapi dampaknya besar.

TM: Apa saja sektor itu?
AH: Pertama sektor yang risiko rendah,  pertanian kehutanan dan perikanan serta administrasi pemerintahan dan pertahanan. Kedua, risiko mendium yakni pertambangan, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan industri pengolahan.

Sektor-sektor ini bisa dibuka tapi secara hati-hati. Mengapa dibuka, sektor-sektor ini berkontribusi 49,3 persen di sektor tenaga kerja di Sulut. Begitu juga di PDRB, sebesar 49 persen.

TM: Kiat lainnya?
AH: Tentu saja penyerapan fiskal pemda. Baik provinsi maupun kabupaten kota. Terkait ini, kita terus mendorong digitalisasi sektor pemerintahan.

Halaman
12

Berita Terkini