Kapolda Sulut Perketat Markas Pascabom Medan, Kandouw: Masyarakat Tetap Tenang

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Sulut Irjen Pol Drs Dr R Sigid Tri Harjanto SH MSi

Ridlwan Habib, Pengamat Intelijen dan Terorisme mengatakan, aksi penyerangan di Mapolrestabes Medan adalah aksi terorisme bom bunuh diri. Seperti yang terjadi beberapa kejadian sebelumnya, kali ini polisi kembali sebagai sasaran utama penyerangan.

Dari sasaran, cara menyerang dan pemilihan lokasi, ini karakteristik kelompok pro Islamic State Iraq of Syria atau ISIS. Serangan menggunakan bom low eksplosive (daya ledak kurang kuat) yang menewaskan pelaku.

Diduga pelaku menggunakan bom sabuk. Ini bagian dari upaya pembalasan dendam atas kematian Abu Bakr Al Baghdadi. Melihat tanda-tanda penyerangan, pelaku bukan 'lone wolf' alias tidak bertindak sendiri melainkan terkait dengan jaringan terorisme yang ada sebelumnya.

Pasti ada bantuan dari teman-temannya yang sekelompok. Misalnya dalam menyiapkan bom. Belajar dari rangkaian penyerangan di markas kepolisian di beberapa tempat berbeda, maka harus ada pengamanan terhadap para pejabat dan objek vital nasional. Kita mesti mewaspadai dengan aksi aksi susulan. 

Korban Polisi Tak Bisa Mendengar

Peristiwa mengejutkan terjadi di Medan, Sumatera Utara. Ledakan bom bunuh diri terjadi di halaman parkir Mapolresta Medan, Sumatera Utara, Rabu(13/11) sekitar pukul 08.40 WIB. Ledakan tersebut terjadi saat warga ramai-ramai datang ke markas polisi tersebut untuk membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) guna keperluan melamar kerja PNS.

Salah seorang saksi, Lila Mayasari mengatakan bahwa saat kejadian dia sedang berada di Polrestabes Medan untuk melakukan pengurusan SKCK. Lila berangkat dari rumah sekitar pukul 08.00 WIB dan sekitar pukul 08.35 WIB dia sampai di lokasi untuk mengurus SKCK.

Tak berapa lama berselang, betapa terkejutnya Lila saat mendengar suara ledakan yang begitu keras. Dia sontak terkejut dan langsung melihat kondisi yang terjadi di luar.
"Pas saya keluar, saya enggak lihat korban, tapi saya dengar suara ledakan kuat sekali," kata Lila dengan nafas terengah-engah.

Saat kejadian, lanjut Lila ada sekitar 50 orang di dekat lokasi ledakan. Begitu meledak ada asap putih dan ada yang teriak bilang bom. Mereka yang panik kemudian berdesak-desakan untuk keluar.
"Ledakan terasa sampai saya terangkat. Pas kejadian Saya lagi nyantai dan tiba-tiba seperti terangkat. Saya langsung engeh ini bom," ujar Lila.

Diceritakan Lila bahwa saat kejadian dirinya sedang menunggu panggilan. Setelah terdengar suara ledakan yang begitu kuat, dirinya beserta orang-orang yang sedang melakukan pengurusan SKCK diarahkan untuk keluar menyelamatkan diri.
"Saya ingat anak dan langsung keluar berdesak-desakan dengan yang lain," jelas Lila.

Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan ada enam korban luka dan satu orang tewas diduga pelaku. "Ada empat personel polisi, satu orang PLH dan satu orang warga sekitar," kata Mardiaz.

Data korban terluka antara lain Kasi Propam Polrestabes Medan Kompol Abdul Mutolip yang mengalami luka robek di bagian tangan kanan, Kasubag Bin Ops Polrestabes Medan Kompol Sarponi mengalami luka robek bagian bokong kanan, Propam Polrestabes Medan Aipda Deni Hamdani mengalami luka terkena serpihan dan Propam Polrestabes Medan Bripka Juli Chandra mengalami luka di telinga kanan dan tidak bisa mendengar.

Korban dua luka lainnya dari warga adalah pekerja harian lepas Bag Ops Ricard Purba, yang mengalami luka memar di wajah dan lengan, serta Ihsan Mulyadi Siregar warga Bakti Suka Dono Dusun IV, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, yang mengalami luka di pinggul kiri akibat serpihan.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, korban luka-luka akibat bom bunuh diri, dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Utara. Sebelum bom bunuh diri terjadi kata Dedi, polisi tengah bersiap melakukan apel siaga. Tak lama kemudian, dua orang yang menggunakan jaket ojek online masuk ke kantin Polrestabes Medan.

Mereka masuk melalui pintu depan menuju Bagian Op, sesampai di sana meledakkan diri dan mengakibatkan korban berjatuhan. Selain korban ada juga mobil operasional yang rusak. Kendaraan yang rusak terdiri dari mobil Dinas KA Bag Ops, yang mengalami kaca pecah akibat terkena serpihan, mobil pribadi KA Bag Ops, serta dua unit truk dinas mengalami kaca pecah akibat terkena serpihan ledakan.
Pelaku Yatim Piatu

Identitas pelaku peledakan bom bunuh diri akhirnya terungkap. Pelaku seorang mahasiswa warga Jalan Nangka Medan Petisah. Pelaku berinisial RMN usia 24 tahun merupakan warga Medan asli diduga meledakkan dirinya sendiri saat memasuki komplek Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said Kota Medan.

Teman masa kecil RMN alias Dedek mengaku terkejut mendengar pria muda itu nekat meledakkan diri di Polrestabes Medan. W, yang tumbuh bersama RMN di wilayah Medan Petisah semasa kecil, selama mengenal Dedek (24), temannya itu dikenal baik dan tidak pernah aneh-aneh.

"Pelaku baik, dia pernah jadi ketua BKM (Badan Kenaziran Masjid). Kami enggak menyangka dia berperilaku seperti itu," kata W.
"Mungkin dia terpapar paham radikal itu bukan disini, tapi setelah menikah," sambungnya.

Setelah menikah dan pindah bersmaa istrinya ke daerah Medan Marelan, ia jarang mendengar kabar dari temannya itu. Kesaksian lain yang diberikan oleh W, bahwa temannya semasa kecil itu ternyata tidak tamat sekolah.
"Ya, dia enggak tamat sekolah," jelas W.

Dedek (24) diketahui juga pernah tinggal di Jalan Jangka Gang Tentram No 89 B, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Di Gang yang memiliki lebar jalan sekitar 1,5 meter yang merupakan rumah orangtua terduga pelaku tampak bercat putih dengan cat pintu dan kosen jendela didominasi warna merah.

Sedangkan pagar rumahnya tampak cat merah yang sudah terkelupas. Salah seorang tetangga yang juga merupakan sepupu pelaku, Maya (41) mengatakan bahwa selama mengenal Dedek, sewaktu lajang dia aktif di organisasi remaja masjid.

"Dia pernah jadi remaja masjid. Itu dulu dia pas masih lajang. Tapi semenjak sudah nikah enggak tahu apa kegiatannya," kata Maya.
"Dia semenjak nikah ikut istrinya di Marelan. Tapi enggak tahu posisi pastinya dimana," sambungnya.

Dijelaskan Maya bahwa dirinya cuma sekali ke rumah Dede yaitu sewaktu mereka menikah. Maya bersama keluarga pergi ramai-ramai naik mobil. "Dia dipanggil Dedek pindah semenjak sudah nikah. Mungkin sekitar tiga tahun yang lalu," tuturnya.
"Orangtuanya sudah tidak ada. Jadi anaknya yang sudah berumahtangga dan belum punya rumah tinggal disini," jelas Maya.

Tak lama berselang, seusai mewawancarai sepupu pelaku, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto keluar dari dalam rumah keluarga terduga pelaku mengenakan celana keper hitam dan kemeja putih. Namun, Eko yang coba dimintai keterangan terkait kasus tersebut enggan untuk memberikan jawaban atas hasil pemeriksaan yang dilakukan dirinya bersama anggota di dalam rumah keluarga pelaku tersebut.
"Nanti saja ya, saya tidak bisa berikan keterangan sekarang," ucap Eko singkat sembari berlalu pergi menaiki mobil.
Bom Lilit Tubuh

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia membenarkan RMN alias Dedek (24) menjadi pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara. Hal itu terungkap usai penyelidikan oleh aparat gabungan di tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan sidik jari oleh tim Inafis sejak pagi tadi. Ia juga menunjukkan gambar pelaku yang telah banyak tersebar di media sosial.

"Inafis berhasil mengidentifikasi pelaku. Pelaku ini nisialnya RMN, usianya 24 tahun, lahir di Medan, statusnya adalah pelajar/mahasiswa. Kemudian yang bersangkutan selain di identifikasi identitasnya juga masih akan dikembangkan oleh aparat densus 88," kata Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Dari hasil penelusuran, Dedi mengungkapkan, RMN meledakan diri menggunakan bom yang disembunyikan di dalam tubuh. Dia bilang, bom tersebut dililitkan di sekitar pinggang dan perut.
"(Bom) dililit tubuh," terangnya.

Namun demikian, ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan adanya bom bunuh diri tersebut. Ia memastikan keamanan dipastikan telah kondusif. "Kita mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang khusunya yang ada di Medan Sumatra Utara karena situasi keamanan secara umum sangat kondusif dan percayakan kepada para kepolisian bekerja sama dengan seluruh stakeholder terkait akan bekerja sangat keras dalam rangka untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Dedi.

Dedi Prasetyo membenarkan bahwa RMN memang aktif di media sosial. "Nanti akan didalami. Dari rekam jejak yang ada di media sosial memang cukup aktif," kata Dedi

RMN alias Dedek juga diketahui pernah membuat video parodi tentang Presiden Jokowi di Youtube. Video tersebut diunggah sebelum ia melakukan bom.
Penelusuran Tribun, RMN memiliki akun YouTube dengan nama aslinya. Dalam akun tersebut, RMN mengunggah dua video, salah satunya video parodi Jokowi.

Dalam video berdurasi 5 menit tersebut, nama Jokowi diubah menjadi Jokopit. Sosok Jokowi menjadi Gubernur Jangka yang sedang diwawancarai oleh awak media saat melakukan peninjauan banjir di Jangka, Medan.

Aksi RMN dan teman-temannya menjadi pusat perhatian warga sekitar. Banyak warga yang menonton aksi parodi tersebut sambil tertawa. Video berjudul Jokowi Datangi Korban Banjir di Medan (Jangka) tersebut diunggah pada 2 Maret 2013. Sosok RMN alias Dedek sendiri tidak muncul dalam video tersebut. Pada kolom keterangan, Rabbial masuk ke dalam tim kreatif.

Terkait keaslian akun tersebut, Dedi belum bisa memastikan hal tersebut. Hingga saat ini, pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut. "Tapi itu semua rangkaian-rangkaian daripada temuan-temuan yang ditemukan oleh Densus 88 itu akan dikaji dan di dalamnya dan nanti baru faktanya kita akan sampaikan," ujar Dedi.

Jaket Ojol

Dedi Prasetyo menyatakan, pelaku disebutkan sengaja menggunakan seragam ojek online untuk melakukan penyamaran."Itu penyamaran. Kan tadi sudah disampaikan bahwa statusnya itu adalah mahasiswa atau pelajar," kata dia.

Penyidik juga berhasil menemukan baterai hingga paku yang diduga menjadi bahan baku peledak. "Barang yang berhasil diamankan terkait menyangkut masalah jenis bom yang diidentifikasi antara lain ada baterai 9 volt, kemudian ada juga pelat besi metal kemudian ada sejumlah paku cukup banyak, paku dalam berbagai ukuran yang ada ditemukan," kata Dedi.

Selain barang tersebut, kata Dedi, tim gabungan juga mengamankan sejumlah potongan kabel dan tombol switch yang diduga menjadi tombol peledak bom pelaku. "Ada beberapa irisan-irisan kabel itu nanti akan didalami. Lalu ada beberapa potongan kabel cukup besar juga didalami kemudian ada tombol switch on off, kemudian ada potongan tubuh," ungkapnya.

Selanjutnya, ia menyatakan, seluruh barang bukti tersebut telah diamankan oleh tim Labfor dan Densus 88. Termasuk CCTV sebelum peledakan bom yang telah diamankan oleh Polri.

"Kami juga mengidentifikasi ada beberapa kendaraan roda dua yang masih dicurigai nah itu masih didalami semuanya. Sementara tim masih bekerja di lapangan," pungkasnya.  (juf/ryo/fis/fer/ndo/tribun Network/fel/fik/yud/man/mak/gov/wly)

Berita Terkini