Kapolda Sulut Perketat Markas Pascabom Medan, Kandouw: Masyarakat Tetap Tenang

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Sulut Irjen Pol Drs Dr R Sigid Tri Harjanto SH MSi

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Kapolda Sulut Irjen Pol R Sigid Tri Harjanto mengistruksikan kepada suluruh kapolres hingga kapolsek mengamankan markas. Instruksi Kapolda dikeluarkan pascaaksi bom bunuh diri di Markar Poltabes Medan, Rabu (13/11/2019) siang.

"Sudah saya instruksikan tetap waspada seluruh markas, baik di polda dan polres hingga polsek," kata Sigid.

Ahok Jadi Bos BUMN: Begini Alasan Kementerian BUMN

Peristiwa mengejutkan terjadi di Medan, Sumatera Utara. Ledakan bom bunuh diri terjadi di halaman parkir Mapolresta Medan, Rabu pukul 08.40 WIB. Ledakan tersebut terjadi saat warga ramai-ramai datang ke markas polisi tersebut untuk membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) guna keperluan melamar kerja PNS.

Pelaku seorang mahasiswa yang domisili di Jalan Nangka Medan Petisah. Pelaku berinisial RMN usia 24 tahun merupakan warga Medan diduga meledakkan dirinya saat memasuki komplek Mapolrestabes Jalan HM Said.

Pelaku menggunakan jaket ojek online masuk lewat pintu gerbang Mapolrestabes Medan. Kepada petugas di pos penjaga Mapolrestabes Medan, pelaku mengaku akan mengurus SKCK. Namun, saat berada di halaman kompleks kantin Polrestabes Medan, lelaki meledakan dirinya menggunakan bom sabuk. Jenazah pelaku dalam kondisi hancur. Sementara beberapa anggota Polrestabes mengalami luka dan dirawat di rumah sakit.

Akibat kejadian tersebut, enam orang mengalami luka, empat polisi, satu pekerja harian lepas, dan satu orang warga, keenamnya mengalami luka ringan. Selain itu, ada empat kendaraan yang rusak terdampak bom bunuh diri terdiri dari tiga kendaaran dinas dan satu mobil pribadi.

Kejadian di Medan ikut meningkatkan kewaspadaan di Sulut. Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw prihatin dengan serangan terorisme itu. Ia mengatakan, meski Sulut termasuk daerah aman, tapi harus tetap meningkatkan kewaspadaan. "Masyarakat tetap tenang, aktivitas seperti biasa kewaspadaan tetap ditingkatkan, baik aparat maupun masyarakat," ujar mantan Ketua DPRD Sulut ini.

Mantan Staf Ahok Difitnah Gelapkan Dana Operasional dan Disuap Konglomerat Semasa Menjabat

Sementara itu, pengamanan ketat terlihat di Mapolda Sulut, menyusul adanya peristiwa ledakan bom bunuh diri. Pantauan tribunmanado.co.id, Rabu pukul 14.45 Wita, pasca ledakan itu, akses masuk maupun keluar di Mapolda Sulut dijaga ketat polisi bersenjata. Tiga anggota Polda Sulut berjaga di pintu gerbang Mapolda Sulut dengan memegang senjata laras panjang.

Setiap pengunjung yang hendak masuk pun tidak luput dari pertanyaan petugas. Mereka menanyai setiap pengunjung terkait keperluan masing-masing datang ke Polda Sulut.

Penjagaan ketat itu juga, dilakukan polisi terhadap driver ojol yang hendak mengantarkan pesanan makanan di dalam Mapolda Sulut. Beberapa driver ojol yang hendak mengantarkan makanan di Mapolda Sulut, namun tidak diperbolehkan masuk oleh petugas.

Beberaa driver ojol hanya diberhentikan di depan pintu gerbang Mapolda Sulut dan menyuruh driver ojol menelepon pemesan makanan untuk mengambil di depan.

Kapolda menambahkan, penjagaan keamanan di Mapolda ditingkatkan pasca ledakan bom di Medan. "Tidak hanya di Mapolda yang diinstruksikan untuk tetap waspada dalam penjagaan," ujarnya.

Pemantauan di Gereja Sentrum, Sion Teling dan Bukit Moria Rike tanpa pengamanan. Nafi Kasonso selaku Wakil Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) GMIM Sentrum Manado, saat ditemui sedang duduk di samping gereja.

Nafi mengatakan, sudah mendengar kejadian pemboman di Medan dan tinggal menunggu instruksi dari Ketua BPMJ. "Hari ini pendeta dan bendahara jemaat mengikuti rapat di kantor Sinode (GMIM), pasti di sana akan diberikan imbauan agar setiap jemaat berjaga-jaga," kata Nafi.

Untuk sekarang belum ada imbauan dari ketua jemaat atau kepolisian. Ia berharap dalam waktu dekat ini, akan rapat majelis dan akan meningkatkan penjagaan.

Di lokasi ada piket dan satpam yang berjaga di sekitar gereja dilengkapi closed circuit television (CCTV). "Akhir tahun ini menyongsong Natal dan Tahun Baru akan menggerakkan semua pihak khususnya Panji Yosua agar berjaga-jaga," katanya.

Staf Khusus Perjelas Jabatan Ahok di BUMN: Berhubungan dengan Banyak Orang Iya

Terkait pekerjaan ojek online yang dikaitkan dengan pelaku pengeboman, seorang pengemudi ojol di Manado Rafles Tamahelu memberikan komentarnya saat ditemui di Indomaret depan SMA Eben Haezer Manado, Teling Rabu sore.

Ada beberapa ojol berkumpul, menunggu orderan. Bagi mereka tidak ada kesulitan. Ia mengaku tidak mengalami kesulitan saat melakukan pekerjaannya. "Biasa biasa saja. Itu sama sekali tidak merugikan kami. Itu kan kejadian hanya di Medan. Menurut saya, tidak akan berpengaruh bagi kami (di Manado)," kata Rafles.

Minta tenang
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta masyarakat tenang terkait peristiwa bom bunuh diri di kantor Mapolrestabes Medan. Ia meminta masyarakat menyerahkan sepenuhnya kepada pihak aparat keamanan dalam menangani peristiwa tersebut.

"Warga Sumatera Utara, tetap tenang. ditangani oleh aparat hukum dan berhak menanganinya. tenang, berikan masukan kalau mengetahui informasi. Kalau tidak, diam tenang. Doakan bahwa kita akan selesaikan," kata Edy saat ditemui usai acara Forkompimda di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Rabu (13/11).

Mantan Pangkostrad ini pun memastikan, pihaknya akan melakukan pemulihan pascaperistiwa bom tersebut. Terutama, kata Edy, mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan pihak keamanan.

"Yang pastinya, ini kan perbuatan-perbuatan yang membuat itu, pemulihannya adalah kembalikan kepercayaan trust rakyat kepada pemimpinnya. Pemimpinnya salah satunya adalah saya," ucap Edy.

Edy Rahmayadi mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto untuk mengamankan objek-objek vital. “Saya tadi sudah koordinasi dengan Pak Kapolda untuk mengamankan objek-objek vital maupun pejabat-pejabat yang ada di Sumut khususnya. Kami tak akan lengah lindungi masyarakat dan aset-aset kita dari orang yang tak bertanggung jawab,” ungkap Edy.

Meski demikian Edy mengatakan belum akan menetapkan status siaga keamanan bagi provinsi Sumut. Ia pun meminta masyarakat Sumut tetap tenang menghadapi kondisi ini.

Mantan Ketua Umum PSSI itu juga meminta masyarakat aktif melapor kepada aparat keamanan jika menemui hal yang mencurigakan. “Saya minta warga Sumut tetap tenang dan mempercayakan hal ini pada penegak hukum. Berikan masukan kepada aparat kalau mengetahui sesuatu,” pungkas Edy.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto meminta masyarakat ikut berperan aktif dalam menjaga situasi pascapenyerangan teroris di kantor Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara.

Irjen Pol Agus Andrianto menilai, saat ini teroris bisa berada di manapun, termasuk di tengah masyarakat.
"Kita harus lawan karena mereka ada di masyarakat dan mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan. Karena itu masyarakat harus waspada dengan situasi," kata Agus.

Agus meminta masyarakat agar saling mengawasi dan mengenal dengan orang-orang yang tinggal di wilayahnya. Selain itu, ia meminta agar melaporkan kepada pihak RT maupun lurah setempat, apabila melihat ada gelagat mencurigakan dari warga tertentu.

"Kalau mereka ada di lingkungan kita mereka bisa melakukan (teror,red) di mana saja, korbannya bisa siapa saja, bukan hanya petugas tapi juga bisa masyarakat yang tidak berdosa," ucapnya.

Sementara itu, Agus meminta masyarakat tak perlu khawatir dengan adanya teror tersebut. Ia memastikan seluruh aparat keamanan akan bergerak untuk menjamin keselamatan warga.

"Jangan takut! Harus dilawan, karena kita kepolisian ada, Densus 88 ada, unsur TNI ada bersama-sama melakukan upaya pencegahan kamtibmas," jelas Agus.
Tidak Takut

Sementara itu Presiden Joko Widodo melalui Juru Bicaranya Fadjroel Rachman mengutuk aksi teror yang mengakibatkan enam orang terluka. "Indonesia tidak takut dengan bentuk teror apapun. Pasti bahu membahu melawan terorisme. Presiden menyatakan sedih atas korban luka di Mapolrestabes Medan. Beliau mendoakan agar korban lekas sembuh dan segera beraktivitas," ujar Fadjroel Rachman.

Fadjroel Rachman melanjutkan pemerintah menjamin penuh keamanan seluruh masyarakat. Terlebih negara memiliki aparatur keamanan yang siap bekerja menangani aksi-aksi teror.

Di sela-sela Rakornas Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat pagi tadi, diungkap Fadjroel, perintah Jokowi tegas meminta pelaku dan jaringan terorisnya diusut tuntas.

"Sangat penting melindungi 260 juta jiwa. Terorisme akan ditangani kepolisian. Tadi di Sentul, Presiden sudah bertemu Menkopolhukam, Kapolri, Panglima TNI, Kadiv Humas Polri meminta segera bertindak cepat ýmenyelidiki pelaku dan jaringannya," tutur Fadjroel.

Presiden, kata Fadjroel tidak akan memberi toleransi pada pelaku terorismeý. Mantan Wali Kota Solo tersebut juga menginginkan agar upaya pemberantasan terorisme tidak hanya melibatkan pemerintah tapi juga semua pihak.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengingatkan agar semua pihak waspada dengan paham radikalisme. Hal tersebut diungkapkan Moeldoko menyikapi peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.

"Jangan langsung dianulir seolah-olah mana itu paham radikalis. Ini sebuah bukti nyata bahwa kita semua perlu waspada. Persoalan itu tidak bisa dibiarkan," ujar Moeldoko.

Terkait keamanan di Mapolsek dan Mapolres, Moeldoko mengatakan Kapolri akan melakukan perbaikan lewat aturan-aturan yang sudah ada. "Saya pikir nanti Kapolri akan melakukan perbaikan, melihat kembali melalui protap-protap yang ada seperti apa" kata Moeldoko.

Menurutnya perlu ada perubahan-perubahan terkait pengamanan yang dilakukan mengingat aksi penyerangan terhadap markas polisi bukan kali pertama dilakukan kelompok teror. "Ini (terkait pengamanan) perlu ada perubahan-perubahan, karena modus yang digunakan juga berubah," katanya.
Satu Pelaku Buron

Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan HAM, Mahfud MD mengatakan ada satu pelaku yang masih dalam pengejaran terkait peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara. "Yang satu bombernya lari dan masih pengejaran," kata Mahfud MD.

Mahfud MD juga meminta masyarakat tidak menyebarkan gambar atau video aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara. "Saya imbau kepada masyarakat enggak usah menshare (menyebar) atau bagi, sebar gambar-gambar yang mengerikan itu.

Beritanya saja diulas, gambarnya itu, aduh," kata Mahfud.
Menurut Mahfud MD penyebaran gambar tersebut yang diinginkan pelaku teror. Gambar tersebut membuat seolah bangsa Indonesia beringas. "Kalau mau bahas materi enggak apa-apa tapi kalau gambar jangan. Membuat kesan bangsa kita yang beringas dan bar bar," katanya.

Mahfud MD menegaskan bahwa aparat kepolisian sedang mengungkap jaringan pelaku bom bunuh diri yang menyebabkan 6 orang terluka tersebut. Pada saatnya, jaringan pelaku tersebut akan dibongkar kepolisian. "Nanti pasti akan diungkap," katanya.

Serangan di Polrestabes Medan Aksi Balas Dendam ISIS

Ridlwan Habib, Pengamat Intelijen dan Terorisme mengatakan, aksi penyerangan di Mapolrestabes Medan adalah aksi terorisme bom bunuh diri. Seperti yang terjadi beberapa kejadian sebelumnya, kali ini polisi kembali sebagai sasaran utama penyerangan.

Dari sasaran, cara menyerang dan pemilihan lokasi, ini karakteristik kelompok pro Islamic State Iraq of Syria atau ISIS. Serangan menggunakan bom low eksplosive (daya ledak kurang kuat) yang menewaskan pelaku.

Diduga pelaku menggunakan bom sabuk. Ini bagian dari upaya pembalasan dendam atas kematian Abu Bakr Al Baghdadi. Melihat tanda-tanda penyerangan, pelaku bukan 'lone wolf' alias tidak bertindak sendiri melainkan terkait dengan jaringan terorisme yang ada sebelumnya.

Pasti ada bantuan dari teman-temannya yang sekelompok. Misalnya dalam menyiapkan bom. Belajar dari rangkaian penyerangan di markas kepolisian di beberapa tempat berbeda, maka harus ada pengamanan terhadap para pejabat dan objek vital nasional. Kita mesti mewaspadai dengan aksi aksi susulan. 

Korban Polisi Tak Bisa Mendengar

Peristiwa mengejutkan terjadi di Medan, Sumatera Utara. Ledakan bom bunuh diri terjadi di halaman parkir Mapolresta Medan, Sumatera Utara, Rabu(13/11) sekitar pukul 08.40 WIB. Ledakan tersebut terjadi saat warga ramai-ramai datang ke markas polisi tersebut untuk membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) guna keperluan melamar kerja PNS.

Salah seorang saksi, Lila Mayasari mengatakan bahwa saat kejadian dia sedang berada di Polrestabes Medan untuk melakukan pengurusan SKCK. Lila berangkat dari rumah sekitar pukul 08.00 WIB dan sekitar pukul 08.35 WIB dia sampai di lokasi untuk mengurus SKCK.

Tak berapa lama berselang, betapa terkejutnya Lila saat mendengar suara ledakan yang begitu keras. Dia sontak terkejut dan langsung melihat kondisi yang terjadi di luar.
"Pas saya keluar, saya enggak lihat korban, tapi saya dengar suara ledakan kuat sekali," kata Lila dengan nafas terengah-engah.

Saat kejadian, lanjut Lila ada sekitar 50 orang di dekat lokasi ledakan. Begitu meledak ada asap putih dan ada yang teriak bilang bom. Mereka yang panik kemudian berdesak-desakan untuk keluar.
"Ledakan terasa sampai saya terangkat. Pas kejadian Saya lagi nyantai dan tiba-tiba seperti terangkat. Saya langsung engeh ini bom," ujar Lila.

Diceritakan Lila bahwa saat kejadian dirinya sedang menunggu panggilan. Setelah terdengar suara ledakan yang begitu kuat, dirinya beserta orang-orang yang sedang melakukan pengurusan SKCK diarahkan untuk keluar menyelamatkan diri.
"Saya ingat anak dan langsung keluar berdesak-desakan dengan yang lain," jelas Lila.

Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan ada enam korban luka dan satu orang tewas diduga pelaku. "Ada empat personel polisi, satu orang PLH dan satu orang warga sekitar," kata Mardiaz.

Data korban terluka antara lain Kasi Propam Polrestabes Medan Kompol Abdul Mutolip yang mengalami luka robek di bagian tangan kanan, Kasubag Bin Ops Polrestabes Medan Kompol Sarponi mengalami luka robek bagian bokong kanan, Propam Polrestabes Medan Aipda Deni Hamdani mengalami luka terkena serpihan dan Propam Polrestabes Medan Bripka Juli Chandra mengalami luka di telinga kanan dan tidak bisa mendengar.

Korban dua luka lainnya dari warga adalah pekerja harian lepas Bag Ops Ricard Purba, yang mengalami luka memar di wajah dan lengan, serta Ihsan Mulyadi Siregar warga Bakti Suka Dono Dusun IV, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, yang mengalami luka di pinggul kiri akibat serpihan.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, korban luka-luka akibat bom bunuh diri, dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Utara. Sebelum bom bunuh diri terjadi kata Dedi, polisi tengah bersiap melakukan apel siaga. Tak lama kemudian, dua orang yang menggunakan jaket ojek online masuk ke kantin Polrestabes Medan.

Mereka masuk melalui pintu depan menuju Bagian Op, sesampai di sana meledakkan diri dan mengakibatkan korban berjatuhan. Selain korban ada juga mobil operasional yang rusak. Kendaraan yang rusak terdiri dari mobil Dinas KA Bag Ops, yang mengalami kaca pecah akibat terkena serpihan, mobil pribadi KA Bag Ops, serta dua unit truk dinas mengalami kaca pecah akibat terkena serpihan ledakan.
Pelaku Yatim Piatu

Identitas pelaku peledakan bom bunuh diri akhirnya terungkap. Pelaku seorang mahasiswa warga Jalan Nangka Medan Petisah. Pelaku berinisial RMN usia 24 tahun merupakan warga Medan asli diduga meledakkan dirinya sendiri saat memasuki komplek Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said Kota Medan.

Teman masa kecil RMN alias Dedek mengaku terkejut mendengar pria muda itu nekat meledakkan diri di Polrestabes Medan. W, yang tumbuh bersama RMN di wilayah Medan Petisah semasa kecil, selama mengenal Dedek (24), temannya itu dikenal baik dan tidak pernah aneh-aneh.

"Pelaku baik, dia pernah jadi ketua BKM (Badan Kenaziran Masjid). Kami enggak menyangka dia berperilaku seperti itu," kata W.
"Mungkin dia terpapar paham radikal itu bukan disini, tapi setelah menikah," sambungnya.

Setelah menikah dan pindah bersmaa istrinya ke daerah Medan Marelan, ia jarang mendengar kabar dari temannya itu. Kesaksian lain yang diberikan oleh W, bahwa temannya semasa kecil itu ternyata tidak tamat sekolah.
"Ya, dia enggak tamat sekolah," jelas W.

Dedek (24) diketahui juga pernah tinggal di Jalan Jangka Gang Tentram No 89 B, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Di Gang yang memiliki lebar jalan sekitar 1,5 meter yang merupakan rumah orangtua terduga pelaku tampak bercat putih dengan cat pintu dan kosen jendela didominasi warna merah.

Sedangkan pagar rumahnya tampak cat merah yang sudah terkelupas. Salah seorang tetangga yang juga merupakan sepupu pelaku, Maya (41) mengatakan bahwa selama mengenal Dedek, sewaktu lajang dia aktif di organisasi remaja masjid.

"Dia pernah jadi remaja masjid. Itu dulu dia pas masih lajang. Tapi semenjak sudah nikah enggak tahu apa kegiatannya," kata Maya.
"Dia semenjak nikah ikut istrinya di Marelan. Tapi enggak tahu posisi pastinya dimana," sambungnya.

Dijelaskan Maya bahwa dirinya cuma sekali ke rumah Dede yaitu sewaktu mereka menikah. Maya bersama keluarga pergi ramai-ramai naik mobil. "Dia dipanggil Dedek pindah semenjak sudah nikah. Mungkin sekitar tiga tahun yang lalu," tuturnya.
"Orangtuanya sudah tidak ada. Jadi anaknya yang sudah berumahtangga dan belum punya rumah tinggal disini," jelas Maya.

Tak lama berselang, seusai mewawancarai sepupu pelaku, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto keluar dari dalam rumah keluarga terduga pelaku mengenakan celana keper hitam dan kemeja putih. Namun, Eko yang coba dimintai keterangan terkait kasus tersebut enggan untuk memberikan jawaban atas hasil pemeriksaan yang dilakukan dirinya bersama anggota di dalam rumah keluarga pelaku tersebut.
"Nanti saja ya, saya tidak bisa berikan keterangan sekarang," ucap Eko singkat sembari berlalu pergi menaiki mobil.
Bom Lilit Tubuh

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia membenarkan RMN alias Dedek (24) menjadi pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara. Hal itu terungkap usai penyelidikan oleh aparat gabungan di tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan sidik jari oleh tim Inafis sejak pagi tadi. Ia juga menunjukkan gambar pelaku yang telah banyak tersebar di media sosial.

"Inafis berhasil mengidentifikasi pelaku. Pelaku ini nisialnya RMN, usianya 24 tahun, lahir di Medan, statusnya adalah pelajar/mahasiswa. Kemudian yang bersangkutan selain di identifikasi identitasnya juga masih akan dikembangkan oleh aparat densus 88," kata Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Dari hasil penelusuran, Dedi mengungkapkan, RMN meledakan diri menggunakan bom yang disembunyikan di dalam tubuh. Dia bilang, bom tersebut dililitkan di sekitar pinggang dan perut.
"(Bom) dililit tubuh," terangnya.

Namun demikian, ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan adanya bom bunuh diri tersebut. Ia memastikan keamanan dipastikan telah kondusif. "Kita mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang khusunya yang ada di Medan Sumatra Utara karena situasi keamanan secara umum sangat kondusif dan percayakan kepada para kepolisian bekerja sama dengan seluruh stakeholder terkait akan bekerja sangat keras dalam rangka untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Dedi.

Dedi Prasetyo membenarkan bahwa RMN memang aktif di media sosial. "Nanti akan didalami. Dari rekam jejak yang ada di media sosial memang cukup aktif," kata Dedi

RMN alias Dedek juga diketahui pernah membuat video parodi tentang Presiden Jokowi di Youtube. Video tersebut diunggah sebelum ia melakukan bom.
Penelusuran Tribun, RMN memiliki akun YouTube dengan nama aslinya. Dalam akun tersebut, RMN mengunggah dua video, salah satunya video parodi Jokowi.

Dalam video berdurasi 5 menit tersebut, nama Jokowi diubah menjadi Jokopit. Sosok Jokowi menjadi Gubernur Jangka yang sedang diwawancarai oleh awak media saat melakukan peninjauan banjir di Jangka, Medan.

Aksi RMN dan teman-temannya menjadi pusat perhatian warga sekitar. Banyak warga yang menonton aksi parodi tersebut sambil tertawa. Video berjudul Jokowi Datangi Korban Banjir di Medan (Jangka) tersebut diunggah pada 2 Maret 2013. Sosok RMN alias Dedek sendiri tidak muncul dalam video tersebut. Pada kolom keterangan, Rabbial masuk ke dalam tim kreatif.

Terkait keaslian akun tersebut, Dedi belum bisa memastikan hal tersebut. Hingga saat ini, pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut. "Tapi itu semua rangkaian-rangkaian daripada temuan-temuan yang ditemukan oleh Densus 88 itu akan dikaji dan di dalamnya dan nanti baru faktanya kita akan sampaikan," ujar Dedi.

Jaket Ojol

Dedi Prasetyo menyatakan, pelaku disebutkan sengaja menggunakan seragam ojek online untuk melakukan penyamaran."Itu penyamaran. Kan tadi sudah disampaikan bahwa statusnya itu adalah mahasiswa atau pelajar," kata dia.

Penyidik juga berhasil menemukan baterai hingga paku yang diduga menjadi bahan baku peledak. "Barang yang berhasil diamankan terkait menyangkut masalah jenis bom yang diidentifikasi antara lain ada baterai 9 volt, kemudian ada juga pelat besi metal kemudian ada sejumlah paku cukup banyak, paku dalam berbagai ukuran yang ada ditemukan," kata Dedi.

Selain barang tersebut, kata Dedi, tim gabungan juga mengamankan sejumlah potongan kabel dan tombol switch yang diduga menjadi tombol peledak bom pelaku. "Ada beberapa irisan-irisan kabel itu nanti akan didalami. Lalu ada beberapa potongan kabel cukup besar juga didalami kemudian ada tombol switch on off, kemudian ada potongan tubuh," ungkapnya.

Selanjutnya, ia menyatakan, seluruh barang bukti tersebut telah diamankan oleh tim Labfor dan Densus 88. Termasuk CCTV sebelum peledakan bom yang telah diamankan oleh Polri.

"Kami juga mengidentifikasi ada beberapa kendaraan roda dua yang masih dicurigai nah itu masih didalami semuanya. Sementara tim masih bekerja di lapangan," pungkasnya.  (juf/ryo/fis/fer/ndo/tribun Network/fel/fik/yud/man/mak/gov/wly)

Berita Terkini