AIS Forum 2019

Yayasan Kehati Berbagi Pengalaman Ekowisata Mangrove Pandansari di AIS Forum 2019

Penulis:
Editor: David_Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yayasan Kehati Berbagi Pengalaman Ekowisata Mangrove Pandansari di AIS Forum 2019

Kehati Berbagi Pengalaman Ekowisata Mangrove Pandansari di AIS Forum 2019

TRIBUNMANADO.CO.ID - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) menjadi salah satu pembicara di acara Archipelagic & Island States (AIS) Forum 2019, Kamis (31/10/2019).

Rony Megawanto selaku Direktur Program menceritakan kepada masyarakat yang hadir mengenai Desa Ekowisata Pandansari, Brebes, Jawa Tengah.

Ia menjelaskan, bahwa desa ini dulunya merupakan desa yang terbelakang karena akses menuju ke sana rusak, listrik belum ada, rumah terendam air setiap laut pasang, bahkan beberapa warga setempat memutuskan untuk meninggalkan desa tersebut.

Hal ini disebabkan oleh penebangan hutan mangrove yang dilakukan warga pada tahun 1980 secara sembarangan, karena ingin melakukan bisnis udang secara besar-besaran.

Luhut Panjaitan Beber Alasan Kenapa Manado Jadi Tuan Rumah AIS Forum 2019

AIS Forum 2019, Gubernur Olly dan Bos Grab Indonesia Teken Kerja Sama Terkait Pariwisata

Akibatnya terjadi abrasi dan ombak laut langsung masuk ke pemukiman warga karena tanaman mangrove yang ada sudah habis.

Kemudian muncul kesadaran dari salah seorang anak muda bernama Mashadi yang ingin melakukan penanaman mangrove di Desa Pandansari.

Menko Kemaritiman Investasi RI Luhut Panjaitan Tiba di Lokasi Pembukaan AIS Forum (Fernanado Lumowa/tribun manado)

Bekerja sama dengan Kehati, mereka pun melakukan penanaman secara perlahan-lahan di lahan seluas 1.000 hektar pada tahun 2008.

Meski baru 210 hektare lahan yang berhasil ditanam hingga akhir 2018, namun hal ini membuahkan hasil dan memunculkan ide baru untuk menjadikannya sebagai ekowisata mangrove.

Gubernur Olly Bangga Sulut Catat Sejarah, Makin Dikenal di Dunia Internasional

Warga Desa Pandansari akhirnya mulai bebenah diri dengan mengatur desanya agar terlihat lebih rapi, dan ada pelatihan ekonomi bagi masyarakat dari Kehati.

Selain itu, Kehati juga membantu melakukan promosi, kampanye salah satunya membuat laman www.mangrovepandansari.com yang baru dirilis tahun 2019.

Masyarakat membuka bisnis kuliner, homestay, berjalan keliling hutan mangrove dengan menggunakan perahu, batik mangrove, dan kepiting bakau.

Menurut Rony, masyarakat berhasil menikmati hasil dan dampak dari ekowisata ini karena mereka sendirilah yang mengelola hal tersebut.

Jumlah pendapatan yang diterima bisa mencapai sekira Rp 1 miliar per tahunnya.

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Maju Didukung PDIP di Pilpres 2024: Ini Sebenarnya Kerangka Besar

"Keuntungan di segi ekologi juga ada, mulai muncul fauna-fauna hutan mangrove dan burung Australia mulai bermigrasi di sana," ujarnya di Hall D AIS Forum 2019.

Halaman
12

Berita Terkini