Di pinggir jalan juga terlihat papan peringatan bahwa tanah tersebut milik negara.
Kata Dewi, beberapa warga yang rumahnya berada di bibir sungai masih belum mendapatkan ganti rugi. Hal tersebut membuat mereka belum mau pindah.
Ia memperkirakan proyek normalisasi akan kembali digarap tahun depan mengingat hingga saat ini masih belum ada pemberitahuan lebih lanjut.
Menurutnya, warga pun tidak mempersoalkan proyek tersebut, justru akan membantu menahan banjir.
• Hari Ini Vicky Beri Keterangan di Kejagung RI Soal Dana Hibah Banjir 2014
"Kalau kami yang tinggal di pinggir sungai sih tidak masalah kalau harus pindah, asal ada biaya ganti rugi yang jelas," tambahnya.
Namun dengan berhentinya proyek ini warga justru khawatir karena tembok penahan banjir yang belum dibangun akan menyebabkan air sungai yang meluap masuk ke perkampungan dan tertahan oleh tanggul yang sudah ada.
"Semoga proyek ini cepat selesai supaya tidak ada banjir tinggi lagi," kata dia.
Gidan, warga lainnya, mengatakan, banyak warga yang sudah mendapatkan ganti rugi pembebasan lahan. Ada yang mendapat Rp 400 juta sampai Rp 500 juta.
• Normalisasi DAS Tondano Bikin Banjir Februari Tak Separah 2014
Karena proyek terhenti, ia mengaku khawatir akan terjadi banjir jika hujan deras. Ia tak tahu kapan proyek normalisasi rampung, pasalnya alat berat sudah tidak ada yang beroperasi.
"Tanggul ini masih belum selesai semua, masih ada yang bolong-bolong," ujar Arnold, warga lainnya.
Kata Arnold, setelah tanggul dibuat sejak tahun lalu, belum terjadi air naik hingga ke permukiman.
Ia sangat berharap proyek cepat selesai agar bencana banjir pada 2014 silam tak terulang.
• Mengenang Banjir Bandang Manado 2014, dari Ketinggian Air, Kerugian hingga Korban Jiwa
"Semoga cepat selesai proyek ini supaya tidak banjir seperti tahun 2014," ungkap Majid, warga setempat yang saat itu kebanjiran hingga atap rumahnya.
"Baru-baru ini sudah ada beberapa orang dari proyek yang mengecek," terang Yanti Abdullah, warga penghuni kos di daerah itu.
Fokus pembebasan lahan