Ia menyaksikan selusin dokter memasangkan masker ke wajah adiknya, menusuknya dengan jarum, menginjeksikan selusin obat melalui tubuhnya, sementara si adik hanya berbaring di sana tanpa daya.
Menyaksikan semua itu berlangsung di depan matanya, Aubrey yang masih kecil pasti tidak tahu apa yang terjadi pada adiknya.
Yang ia tahu hanyalah ada yang salah dengan adiknya, sahabatnya."
Sekembalinya dari rumah sakit, Aubrey melihat Beckett bukan lagi teman bermainnya yang energik, bersemangat, dan ramah seperti dulu.
Beckett yang menderita kanker telah menjadi anak kecil yang pendiam dan sakit, yang sangat sering mengantuk.
Ia menyadari bahwa adik lelakinya tidak lagi ingin bermain dan bahkan membutuhkan bantuan hanya untuk berjalan-jalan.
"Aubrey tidak mengerti bagaimana adiknya bisa berjalan sebelum ini, tapi sekarang adiknya bahkan tidak bisa berdiri tanpa bantuan.
Baca: Puisi Sumpahku BJ Habibie, Menggambarkan Kisah Cintanya Pada Ibu Pertiwi saat Sakit Parah
Baca: Blak-blakkan Tohir Terkait Fakta Baru Kecelakaan Innova vs Bus Mira di Nganjuk
Baca: Amien Rais Sebut Jenazah BJ Habibie yang Meninggal Dunia Adalah Ciri Orang Sholeh
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Dia tidak mengerti terapi yang harus adiknya jalani agar sang adik mendapatkan kekuatannya lagi.
Baginya, itu adalah sesuatu yang istimewa yang harus adiknya lakukan yang dia sendiri tidak dapatkan," tulis Burge.
Aubrey tidak mengerti mengapa mereka tidak bisa mengunjungi taman trampolin favorit mereka lagi.
Dia tidak mengerti mengapa adiknya tidak perlu kembali ke sekolah, sedangkan ia harus tetap pergi.
Meskipun Aubrey tidak mengerti banyak hal, tapi dia mengorbankan waktu bermainnya untuk berada di samping Beckett, melakukan yang terbaik untuk menghibur adik laki-lakinya yang sakit.
"Aubrey menghabiskan cukup banyak waktu di sisi adiknya di kamar mandi, saat sang adik sakit. Dia mendukungnya dan merawat adiknya, terlepas dari situasinya.
Sampai hari ini, mereka lebih dekat.