Mimin mendapat masa pengurangan masa tahanan selama 2 bulan.
17 Agustusan
Tini Susanti Kaduku, istri pemimpin teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Kalora, kini mendekam di Lapas Wanita Klas II Malang.
Hingga kini, dia menolak tunduk pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bagaimana sebetulnya pengalaman dia terkait keindonesiaan?
Tini Susanti Kaduku mengaku, masa kecilnya juga ikut merayakan Hari Kemerdekaan RI.
Berita Populer: Dua Rutinitas Soekarno, Jelang HUT Kemerdekaan RI yang Tak Boleh Diganggu oleh Siapapun
Berita Populer: Hasil Lengkap Liga Inggris, Manchester City Gagal Menang, Arsenal dan Liverpool Perkasa
Berita Populer: AHY Bilang Ayahnya SBY tak Bisa Hadir tapi Titip Salam ke Presiden Jokowi, Ini Alasan
Ketika berumur 10 tahun misalnya, ia ingat pernah menjadi peserta lomba balap karung dan makan kerupuk bersama teman sebaya di kampungnya, Poso, Sulawesi Tengah.
"Waktu kecil hanya main-main saja. Tidak merasakan apa-apa saat 17 Agustus, mungkin karena masih kecil," cerita Tini, Sabtu (17/8/2019).
Ketika ditemui di Lapas Wanita Klas II A Malang, Tini tak banyak bicara.
Apalagi ketika ditanyai apa makna peringatan Hari Kemerdekaan baginya. Ia hanya diam.
"Tidak ada," ucapnya.
Tini alias Umi Fadel adalah narapidana kasus terorisme yang ditangkap pada Oktober 2016.
Suaminya, Ali Kalora adalah pemimpin jaringan teroris MIT yang menggantikan peran Santoso setelah tewas tertembak Satgas Tinombala.
Saat penangkapan, Tini sedang hamil besar dan mengungsi ke rumah adik iparnya di Desa Moengko Lama, Poso.
Sebelumnya, perempuan beranak empat ini memilih hidup di Gunung Biru menemani suaminya.