Politik harus dijalankan secara riil dan mengedepankan kepentingan banyak orang karena itulah tujuan negara hadir untuk rakyatnya demi kesejahteraan bersama. Mengurus sampah adalah masalah politik terkait dengan etika dan estetika yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakatnya.
Baca: Sekolah Ini Ubah Mesin Cuci Bekas Jadi Tempat Sampah
Baca: 363 Kilogram Sampah Plastik Berhasil Diangkut dari Pesisir Desa Bajo Minsel
Regulasi yang tepat perlu didesain dan diperkuat pengawasannya. Kita sudah punya banyak peraturan daerah tentang sampah sebagai produk politik, tapi semuanya seperti tidak berjalan. Artinya produk politik itu, hanya sekadar jadi dan tidak pernah diimplementasikan secara benar. Sehingga tidak mengherankan jika di kota-kota yang perda sampahnya dipasang di baliho di pinggir jalan, tidak memberikan efek karena tidak ada pengawasan yang ketat untuk menjalankannya. Jangan-jangan hanya sekadar retorika belaka dan ada anggaran untuk membuat perda, tapi tidak memiliki jiwa aktualisasi di dalamnya.
Ini sangat memprihatinkan, jika pemerintah sebagai regulator dan fasilitator, serta masyarakat sebagai pelaku tidak saling memahami dalam mencapai tujuan kota sehat.
Secara politik, pemerintah bisa menggunakan anggarannya untuk kampanye tentang sampah di setiap sudut kota, menggunakan berbagai media online, media sosial, untuk gerakan kampanye massal tentang pengelolaan sampah dan mendorong masyarakat supaya menaati apa yang sudah dikampanyekan dan diregulasikan oleh pemerintah.
Sebagai penutup, izinkan saya mengisahkan apa yang dilakukan oleh pendiri Singapura modern Lee Kwan Yew sebagai Perdana Menteri Singapura legendaris yang mampu meninggalkan warisan bagi Singapura seperti saat ini.
BERITA POPULER:
Baca: Hotman Paris Blak-blakan Penghasilannya dari Youtube Chanel, Melebihi Gaji Pengacara?
Baca: Golkar Usung Capres dan Cawapres Sendiri di Pilpres 2024, Signal Sumbang 24 Hewan Kurban
Baca: Menyamar jadi Pengantin Pria, Remaja Ini Setubuhi Wanita di Malam Pertama, Ini Kronologinya
Awalnya, Singapura adalah kota kecil yang semrawut, kotor dan tidak terurus dengan baik. Tapi oleh Lee, Singapura diubah menjadi lebih beradab dengan cara memaksa masyarakatnya untuk menaati tidak membuang sampah sembarangan. Dan jika ditemui ada masyarakat yang membuang sampah sembarang saja, akan dimasukkan ke dalam penjara atau harus membayar denda ribuan dolar.
Masyarakat Singapura awalnya tidak senang dan merasa tersiksa dengan kebijakan politik Lee, karena merasa sulit mengubah perilaku mereka, tapi dia terus menjalankannya dengan konsisten.
Produk politik dari Lee Kwan Yew dapat dituai saat ini, di mana Singapura memiliki kota paling bersih sedunia. Semua ini adalah resonansi dari politik yang perlu dimainkan oleh pemerintah, sehingga masyarakat akan percaya dan mendukungnya.
Kita juga bisa meniru Singapura, jika ada niat. (*)
Baca: Megawati Bicarakan Mahathir: Sinyal Prabowo Maju di 2024?
Baca: Kandouw Lawan Sepadan Tetty-Vicky: Begini Analisa Pengamat Politik
Baca: Gerindra Setuju Awasi Media Digital: Begini Kata Fadli Zon