TRIBUNMANADO.CO.ID, WASHINGTON DC – Negeri Paman Sam, Amerika Serikat tak nyaman lagi. Penembakan massal Texas, tepatnya di Walmart El Paso, menambah daftar panjang catatan miris keamanan AS.
Penebakan yang terjadi pada Sabtu pagi waktu setempat itu (3/8/2019) menewaskan 20 orang. Hanya berselang beberapa jam penembakan massal kembali terjadi di Ohio, AS. Setidaknya terdapat 9 orang tewas pada kejadian penembakan ke-251 sepanjang 2019 ini.
Peristiwa Texas dilakukan Patrick Crusius (21), seorang pemuda sambil membawa senapan serbu AK-47. Menurut data dari Gun Violence Archive, penembakan massal Texas merupakan insiden ke-250 sepanjang 215 hari. Artinya ada 1,16 penembakan setiap harinya.
Baca: Ini Calon Lawan Timnas U-15 Indonesia di Semifinal Piala AFF 2019
Dilansir USA Today, organisasi yang menyediakan akses terkait kekerasan bersenjata itu mengelompokkan penembakan massal jika korban yang tertembak atau tewas lebih dari empat, tidak termasuk pelaku. Sejauh ini, Gun Violence Archive menyebut ada 522 orang yang tewas dalam penembakan massal dengan 2.040 lainnya terluka sepanjang tahun ini.
Insiden itu juga terjadi satu pekan setelah penembakan lain yang terjadi saat perhelatan festival bawang putih di California, di mana tiga orang dinyatakan tewas. Dalam penembakan di Walmart El Paso, pelaku yang bernama Patrick Crusius datang ketika pusat perbelanjaan itu tengah penuh dengan 3.000 pengunjung.
Dia menyerahkan diri kepada polisi setelah melakukan aksinya, dan menulis Pengunjung Walmart dan saksi mata insiden penembakan massal di Texas menceritakan bagaimana puluhan orang menyelamatkan diri dengan cara bersembunyi di dalam kontainer.
Penembakan massal terjadi di Walmart El Paso, Texas, pada Sabtu (3/8/2019), yang menewaskan hingga 20 orang dan melukai 26 pengunjung lainnya. Tersangka diamankan petugas kepolisian Texas, setelah menyerahkan diri seusai menjalankan aksinya.
Baca: Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani Minta Maaf dan Sampaikan Kronologinya
Sementara saksi mata menggambarkan saat-saat menegangkan setelah terdengarnya suara tembakan. Salah seorang saksi, Kianna Long, mengatakan bahwa sekitar 100 orang pengunjung Walmart berhasil selamat setelah bersembunyi di dalam kontainer baja, tempat menyimpan barang-barang milik toko.
Long menggambarkan bagaimana karyawan Walmart mengarahkan pengunjung ke bagian belakang toko dan menyuruh mereka masuk ke dalam kontainer. "Mereka mengatakan kepada kami untuk bersembunyi di dalam kontainer paling akhir, berjaga-jaga jika pelaku penembakan mulai menembak kembali," ujar Long kepada Fox News.
Dia menambahkan bahwa dirinya bersembunyi bersama-sama dengan puluhan orang lainnya. "Saya kira pengunjung yang bersembunyi lebih dari 50 orang, tetapi tidak sampai 200 orang," ujarnya. Long mengatakan, dirinya sedang bersama suaminya berbelanja di bagian belakang toko, saat tiba-tiba mendengar suara letusan, yang awalnya dipikir adalah suara kembang api. Namun kemudian dia melihat para pengunjung toko mulai merunduk, berlari, dan berteriak tentang ada penembak di dalam toko.
"Situasi saat itu benar-benar kekacauan massal," lanjutnya, menambahkan dia mulai kembali mendengar suara tembakan yang semakin sering. Long dan suaminya lantas mulai berlari ke bagian belakang toko dan memberi tahu pengunjung lainnya tentang penembak sebelum mengikuti para karyawan toko.
Pernyataan polisi, dilansir Sky News, menyebut ketika penembakan terjadi, Walmart sedang penuh dengan pengunjung, sekitar 3.000 orang. Kepala Kepolisian El Paso, Greg Allen menjelaskan, jajarannya menerima laporan adanya penembakan massal pada pukul 10.39 waktu lokal dengan para penegak hukum sampai di lokasi enam menit kemudian. "Situasi di lokasi sangatlah mengerikan," ucap Allen.
Saksi mata lainnya, Gleon Oakly mengatakan kepada CNN, dia sedang berada di bagian alat-alat olahraga ketika seorang anak berteriak sambil berlari karena adanya tembakan.
Oakly mengungkapkan, awalnya para pengunjung tidak memedulikan ucapan bocah tersebut, hingga beberapa menit kemudian mereka mendengar sendiri tembakan itu. Media AS menyebut pelaku sebagai orang kulit putih dan mengaitkannya dengan "manifesto" yang dipasang secara online yang mencakup kutipan-petisi yang menentang "invasi Hispanik" di Texas.
Menurut data sensus AS, El Paso, yang berjarak sembilan jam perjalanan dari Dallas, terletak di Sungai Rio Grande yang menandai perbatasan AS dengan Meksiko, memiliki populasi 680.000 jiwa, dengan 83 persen adalah keturunan Hispanik.
Baca: Padamnya Listrik di Ibukota, Layanan Perbankan Utama Tetap Beroperasi Secara Normal