Dia menjelaskan bahwa rematik merupakan penyakit peradangan pada sendi yang bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti penyakit autoimun, bakteri atau virus.
“Tapi orang yang sudah menderita rematik memang disarankan untuk tidak mandi dengan air dingin karena akan memperberat keadaan pasien sendiri,” imbuhnya.
Selain mandi dengan air hangat, warga yang khawatir akan suhu dingin juga bisa mengonsumsi vitamin. Sebab, vitamin dapat membantu menjaga daya tahan tubuh, terutama saat cuaca ekstrem.
Akan tetapi, patut diingat bahwa vitamin tidak hanya bisa didapatkan melalui suplemen.
Cara yang lebih alami dan murah untuk mendapatkan vitamin adalah dari makanan, seperti sayuran dan buah-buahan.
“Intinya adalah gaya hidup sehat. Itu sudah meliputi banyak hal, termasuk jaga pola makan dan apa yang dimakan, istirahat cukup, hindari stres berlebihan, dan berolahraga teratur karena olahraga juga membantu meningkatkan heart rate (denyut jantung) sehingga dapat menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan metabolisme tubuh,” kata dr Yance.
Selain itu, warga yang tinggal di daerah bersuhu dingin juga disarankan untuk menggunakan pakaian hangat agar tidak mengalami hipotermia atau penurunan suhu tubuh drastis hingga berada di bawah suhu normal.
Hipotermia bisa membuat jantung, sistem saraf dan organ tubuh lainnya tidak bekerja dengan baik, sehingga bila dibiarkan, bisa berakibat fatal.
Terakhir, dr Yance berpesan untuk mengonsumsi air putih secukupnya, meskipun Anda tidak merasa haus karena suhu terasa dingin. Setidaknya, minum dua liter per hari karena air putih juga membantu metabolisme tubuh agar tetap sehat. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng dengan Judul Tips Sehat, Habis Begadang Jangan Mandi Keramas Lho
dan TribunJogja dengan Judul Saat Udara Dingin, Manakah yang Lebih Baik Mandi Air Hangat atau Mandi Pakai Air Dingin?