Jokowi Effect Selamatkan IHSG: Begini Kondisi Rupiah

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Presiden Jokowi

Pengumuman ini lebih cepat dari yang diantisipasikan pelaku pasar yakni esok hari (22/5). Berkaca kepada sejarah, IHSG selalu memberikan imbal hasil yang menggiurkan di tahun pemilu, dengan catatan bahwa hasil pemilihan presiden sesuai dengan proyeksi dari mayoritas lembaga survei.

Pada tahun 2004, IHSG melejit hingga 44,6 persen. Kala itu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Muhammad Jusuf Kalla memenangkan pertarungan melawan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi (putaran 2).

Pada tahun 2009, IHSG meroket hingga 87 persen. Pada pertarungan tahun 2009, SBY berhasil mempertahankan posisi RI-1, namun dengan wakil yang berbeda. Ia didampingi oleh Boediono yang sebelumnya menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI).

SBY-Boediono berhasil mengalahkan 2 pasangan calon yakni Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto.

Beralih ke tahun 2014, mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berhasil menempati tahta kepemimpinan tertinggi di Indonesia dengan menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Pada saat itu, IHSG melejit 22,3 persen.

Untuk pilpres tahun 2019, mayoritas lembaga survei memang sebelumnya menjagokan pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin ketimbang pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan kemarin, (20/5), IHSG tercatat melemah sebesar 4,64 persen. Lantas, jika berkaca kepada performa di tahun-tahun pemilu sebelumnya, IHSG memang menyisakan upside yang begitu besar pada tahun ini.

Jika AS tak menghentikan secara total pemblokiran yang mereka lakukan terhadap Huawei, bisa jadi AS dan China tak akan pernah kembali ke meja perundingan dan perang dagang kedua negara sangat mungkin tereskalasi lagi.

Baca: KPU Percepat Penetapan Hasil Pemilu 2019, Jokowi-Maruf Ungguli Prabowo-Sandi di 21 Provinsi

Sejatinya, aksi jual yang dilakukan investor asing membebani kinerja bursa saham tanah air pada hari ini. Pasca membukukan jual bersih senilai Rp 642,9 miliar kemarin, pada hari ini investor asing kembali melakukan jual bersih senilai Rp 643,1 miliar.

Investor asing belum juga selesai melakukan aksi jual di pasar saham tanah air. Padahal jika mundur sedikit ke pekan lalu, nilai jual bersih investor asing dalam sepekan kemarin sudah mencapai Rp 3,04 triliun.

Rupiah Melemah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Ternyata pengumuman hasil Pemilu 2019 tidak mampu mendorong rupiah ke zona hijau.

Pada Selasa (21/5), US$ 1 dihargai Rp 14.475 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,17% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Ini membuat rupiah melemah selama dua hari beruntun. Kemarin, rupiah melemah tipis 0,03 persen.

Kala pembukaan pasar, rupiah masih belum melemah meski tidak menguat juga. Stagnan saja di Rp 14.450/dolar AS.
Namun tidak terlalu lama, rupiah terjerumus ke zona merah. Perlahan, depresiasi rupiah semakin dalam dan zona hijau terasa begitu jauh. (cnbc)

Berita Terkini