TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin memperoleh suara terbanyak menurut hasil rekapitulasi suara secara nasional hasil Pilpres 2019.
Rupanya, sosok sentral Jokowi memberi dampak positif bagi pasar modal, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat. Namun nilai tukar rupiah justru melorot.
Saat dibuka menguat 0,31 persen pada perdagangan Selasa (21/5) ke level 5.925,42, Indeks Harga Saham Gabungan terus memperlebar penguatannya seiring dengan berjalannya waktu.
Pada akhir sesi 2, IHSG bertengger di level 5.951,37 atau menguat 0,75 persen dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin (20/5). Saham-saham yang berkontribusi besar dalam mendorong penguatan IHSG di antaranya PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+1,49%), PT Astra International Tbk/ASII (+1,45%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+2,08%), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (+2,49%), dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (+7,69%).
Baca: Ketua PAN Sulut Akui Kemenangan Kubu Jokowi- Maruf di Pilpres 2019
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan melemah, indeks Nikkei turun 0,14 persen, indeks Hang Seng turun 0,47 persen, dan indeks Straits Times turun 0,81 persen.
Bara perang dagang AS-China yang masih panas sukses memantik aksi jual di bursa saham regional. Seperti yang diketahui, pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif.
Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.
Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.
China pun kemudian berang dengan langkah AS tersebut. Kementerian Perdagangan China kemarin memperingatkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan seperti Huawei dapat meningkatkan tensi perang dagang.
AS memang mulai melunak terhadap Huawei. Namun, etikat baik AS tak disambut oleh baik oleh Huawei (yang berarti amarah pemerintah China belum bisa diredam).
Pendiri Huawei Ren Zhengfe mengatakan dalam serangkaian wawancara dengan media pemerintah China bahwa pelonggaran yang diberikan AS tak berarti besar bagi perusahaan lantaran pihaknya sudah melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan guna menghadapi pemblokiran yang dilakukan AS.
"Langkah-langkah (pemblokiran) pemerintah AS pada saat ini meremehkan kemampuan kami," kata Ren dalam interview dengan CCTV, dilansir dari Reuters.
Beruntung, Jokowi effect datang menyelamatkan pasar saham Indonesia. Pada dini hari tadi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi mengumumkan hasil rekap suara yang dimenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai peraih suara terbanyak dalam pilpres tahun 2019.
Baca: Proyeksi IHSG Ditentukan Pertumbuhan Ekonomi: Rupiah Masih Kesulitan
Jika tak ada ganjalan, Joko Widodo-Ma'ruf Amin nantinya akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2019-2024.
"Jumlah suara sah pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin 85.607.362 suara. Jumlah suara sah pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 68.650.239 suara," ujar Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (21/5), dilansir dari detik.com.