Klaim Kemenangan Kubu 02

Alasan Pengumpulan Data Lewat SMS BPN 02 saat Hari H 17 April, Sebuah Janji: Tunggu Kami Beraksi

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jubir BPN, Vasco Ruseimy berbincang dengan direktur Satgas BPN - Repro Youtube Macan Idealis

Sekali lagi, Laode menegaskan bahwa klaim perolehan suara kemenangan Prabowo-Sandi mulanya melalui sms.

"Tapi kan kita lihat itu, kemudian ketika dikemukakan itu memang seperti itu, yang jumlah 62 persen itu kan sms basisnya," beber Laode.

Lantas Laode menjelaskan langkah selanjutnya dalam mengumpulkan suara pilpres.

"Kemudian baru belakangan segera kita susuli dengan pekerjaan kita minta dari saksi-saksi, kemudian dari relawan satgas, relawan itu kan banyak, kemudian dari emak-emak

juga, kemudian dari partai-partai," papar Laode.

"Semua segera mengumpulkan dan kita kumpulkan," imbuhnya.

Dirinya juga menuturkan bahwa hingga kini pihaknya tetap mengumpulkan data C1 tersebut.

"Jangan lupa empat hari setelah 17 April 2019 itu, orang enggak sadar pentingnya C1," tutur Laode.

"Kami sudah sadari itu, kami kumpulin sampai hari ini kita kumpulin terus-menerus dan pengumpulan itu kita sortir juga tentunya," lanjutnya.

"Nah dari situlah datanya lengkap," ungkapnya.

Simak videonya berikut ini :

Ferdinand Sebut 62 Persen Bukan Survei Kemenangan Prabowo-Sandi

Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebutkan, partainya tidak pernah membuat survei yang menyatakan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang 62 persen.

Ia mengatakan, dalam survei internal memang muncul angka 62 persen.

Akan tetapi, angka itu merupakan besaran jumlah dukungan kader Partai Demokrat yang saat itu ingin berkoalisi dengan Prabowo-Sandiaga.

"Memang 62 persen kader kami menginginkan koalisi dengan Pak Prabowo dan sisanya menginginkan berkoalisi dengan Pak Jokowi," kata Ferdinand saat ditemui di Kantor

KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).

Ferdinand mengatakan, survei tersebut dilakukan pada Agustus 2018.

Survei dilakukan untuk menentukan sikap politik Partai Demokrat, apakah ingin berkoalisi dengan Prabowo Subianto atau Joko Widodo.

Hasilnya, 62 persen kader Demokrat ingin merapat ke Prabowo.

Hal inilah yang mendasari dukungan Demokrat kepada paslon nomor urut 02 itu.

"Itu faktanya, bukan angka survei seolah-olah Pak Prabowo akan menang 62 persen. Itu harus diluruskan," ujar Ferdinand.

Ferdinand mengatakan, ia telah berkomunikasi dengan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief yang menyinggung soal " setan gundul " yang memasok kesesatan kemenangan 62 persen.

Julukan "setan gundul" ini merujuk pada pihak yang menyesatkan informasi kepada Prabowo.

Kepada Ferdinand, Andi Arief juga menyebut, sangat tidak mungkin Prabowo-Sandi menang di angka 62 persen.

"Logikanya kalau Pak Prabowo kalah di beberapa provinsi di Jawa, Jogja, Jateng dan Jatim, saya belum tahu pastinya tapi infonya seperti itu, maka akan sangat tidak mungkin

Pak Prabowo menang di angka 62 persen," ujar Ferdinand.

"Karena 2009 SBY menang di Jawa saja hanya 60 persen. Menurut Andi Arief logikanya tidak masuk," lanjut dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hidayat Nur Wahid menanggapi pernyataan Wakil

Sekjen Partai Demokrat Andi Arief terkait klaim kemenangan Prabowo dengan perolehan suara mencapai 62 persen.

Melalui akun Twitter @AndiArief_, Andi mengungkapkan bahwa Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo dari kelompok yang menyebut angka kemenangan 62 persen.

Menurut Hidayat, klaim kemenangan sebesar 62 persen justru berasal dari survei internal Partai Demokrat.

"Tentang 62 persen itu juga publik sudah membaca bahwa di internal Demokrat l, survei mereka menyebutkan bahwa Prabowo menang dengan 62 persen. Nah bagaimana itu?" ujar Hidayat saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2019).

"Jadi justru publik mendapatkan bacaan berita beberapa hari lalu bahwa survei internal Demokrat, Prabowo menang 62 persen," ucapnya.

Baca: Cerminan Orde Baru, Permintaan Komnas HAM untuk Bubarkan Tim Asisten Hukum Pemilu, Ini Alasannya

Baca: Sosok Setan Gundul Penutur Data Klaim Kemenangan Prabowo-Sandi 62% di Pilpres

Baca: Kembali Lagi, Deklarasi 02, Aksi Demo Eggi Sudjana & Jajaran Soal Kecurangan Paslon 01 dalam Pilpres

 

Baca: Prabowo Sampaikan Dukacita Atas Meninggalnya Petugas KPPS di Desa Suluun Satu

Baca: Diduga Kelelahan, Satu Petugas KPPS di Minsel Meninggal Dunia

Baca: Soal Banyaknya Petugas KPPS yang Meninggal Usai Pemilu 2019, Ini Kritikan Pedas Mulan Jameela

Baca: Ratusan Petugas KPPS Berpulang saat Tugas Pemilu, Fadli Zon Singgung Kasus Kopi Beracun Mirna

Baca: Ratusan Petugas Meninggal di Pemilu 2019, Claudia Sangari Berharap Ada Evaluasi di 2024

 

Berita Terpopuler:

Baca: Video Klarifikasi Dheva Suprayoga yang Dikaitkan dengan Pria yang Ingin Memenggal Kepala Jokowi

Baca: Oknum TNI Diduga Mutilasi Kasir Indomaret di Penginapan, Terungkap Ada 2 Pria Sewa Kamar yang Sama!

Baca: Wanita 20 Tahun Diperkosa 5 Pria di Depan Suaminya, Suami Gambarkan Apa yang Disebut 3 Jam di Neraka

Baca: Gibran Rakabuming Raka Angkat Bicara Soal Video Viral Pemuda yang Ancam Penggal Kepala Presiden

 

Artikel ini telah tayang di Tribun Bogor dengan judul: Ini Alasan BPN Pakai SMS Untuk Kumpulkan Data, Janji Ungkap Hasil Real Count: Tunggu Tanggal Mainnya

Berita Terkini