TRIBUNAMANADO.CO.ID - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN), Vasco Ruseimy kembali membongkar soal penghitungan suara atau real count internal yang dilakukan tim Prabowo-Sandiaga.
Melalui akun youTube Macan Idealis, Vasco Ruseimy mengunjungi lokasi penghimpunan data real count internal BPN yang selama ini disebut-sebut dirahasiakan.
Malahan, Vasco Ruseimy mengabadikan suasanya para relawan saat menghimpun data penghitungan suara.
Selain itu, Vasco Ruseimy juga memperkenalkan sosok yang berperan besar dibalik real count internal BPN.
Dia adalah Toto Utomo Budi Santoso, Direktur Satgas BPN Prabowo-Sandiaga.
"Pak Toto ini orang dibalik layar, punya peran besar terhadap kemenagan 02, belum banyak yang tahu beliau ini menjadi simpulnya satgas," kata Vasco Ruseimy di video yang diunggah 11 Mei 2019 itu.
Toto kemudian menjelaskan soal fungsi dan tugas dari satgas tersebut.
Ia mejelaskan, sebenarnya relawan berbeda dengan satgas.
Satgas merupakan kumpulan beberapa ormas dan organisasi sosial atau organisasi profesi yang digabung ke dalam satu wadah yang disebut Sekretariat Bersama Satgas.
"Idealnya memang sesuai dengan pengalaman saya, kita membentuk secara khusus satgas untuk pememangan. Tapi karena wktu, biaya dan kendala lainnya, akhirnya saya dan temen-temen di Satgas putuskan untuk mengakomodir ormas-ormas berbadan hukum kita kategorikan sebagai satgas," ucapnya.
Lanjutnya, itu sekaligus memberikan penjelasan perbedaan satgas dengan relawan.
"Kita kelompokkan ormas, orsos, organisasi profesi berbadan hukum kita kumpulkan dalam Sekretariat lintas ormas orsos. Kita memang punya tupoksi mengamankan mengawal setiap TPS itu 2 orang, di 800 ribu lebih TPS," ucapnya.
Sekretariat Satgas tersebut dibuat secara bertingkat, mulai dari provinsi hingga ke tingkat desa atau kelurahan.
"Kita gak bisa langsung bentuk dibawah, kita bentuk dulu Sekber orsos ormas di tiap-tiap provinsi dan sudah kita deklarasikan diam-diam. Lalu sekber tingkat provinsi membentuk tingkat kabupaten, lalu tingkat kecamatan, hinga kelurahan hingga ditemukan dua orang di tiap TPS.
"Jadi kita boleh dikatakan punya 1,6 juta lebih satgas di seluruh Indonesia," ucapnya.
Toto juga menjelaskan, dalam pengiriman data, memang tidak semuanya bisa menggunakan teknologi WhatsApp yang membutuhkan koneksi internet.
Untuk itu, digunakan SMS sebagai penggantinya.
Hal itu dikarenakan tidak semua TPS di seluruh lokasi di Indonesia sudah tersedia jaringan internet.