Nasib Siswi SMP Dibully Teman Sekelas, Alami Pelecehan Seksual Depresi dan Jatuh Sakit

Editor: Chintya Rantung
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Ia berharap kejadian ini adalah terakhir kalinya.

"Jadi saya tegaskan, kepala dinas harus segera menanganinya. Korban jangan sampai terpojok," ulasnya.

Baca: Kisah Polwan Saat Menyamar dalam Tugas, Harus Mau Pakai Rok Mini Hingga Lakukan Ini

Baca: Belajar dari Kesalahan, Murid Valentino Rossi Sudah Siap Hadapi MotoGP Argentina 2019

Keluarga Kecewa

Menurut keluarga korban, LP beberapa kali menerima perlakuan tak pantas dari teman lelakinya.

Pengakuannya kepada pihak keluarga, area sensitifnya dipegang oleh teman-teman prianya.

Akibatnya, korban mengalami depresi hingga jatuh sakit dan sampai saat ini tak mau masuk sekolah.

Disampaikan abang korban, Hendro, Senin (18/3/2019), dia menerima kabar dari teman sekolahnya, bahwa adiknya menjadi korban pelecehan di sekolah.

"Sekitar dua hari lalu saya dikabarin sama temannya, kalau di sekolah adik saya mendapat pelecehan seksual dan dibully. Ini sudah yang kedua kalinya ya. Dadanya itu dipegang-pegang sama temannya di sana," kata Hendro.

Hendro mengatakan, adiknya itu kini syok dan trauma, bahkan tidak mau makan sampai akhirnya jatuh sakit.

"Sekarang dia juga lagi sakit. Kita cek ke rumah sakit, tensinya itu seratus per seratus lima puluh," beber abang kandung korban lagi.

Terkait hal ini dipaparkan Hendro, pihak keluarga sudah mendatangi pihak sekolah dan mendesak agar pihak sekolah menyelesaikan permasalahan ini.

 

Dia ingin agar pihak sekolah lebih memperhatikan tingkah laku siswa-siswi di sekolah.

"Tadi kami sudah menghubungi pihak sekolah. Kita lihat sampai mana tindak lanjut penyelesaian dari pihak sekolah. Tapi kalau tidak bisa selesai secara kekeluargaan, terpaksa harus kami laporkan kepada yang berwajib," tegasnya.

Sementara itu, P2TP2A Pekanbaru meminta agar keluarga korban melapor sehingga mereka bisa membantu pemulihan trauma psikologi yang dialami siswi tersebut.

Konselor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Pekanbaru Herlia Santi meminta pihak keluarga sekolah tersebut segera melapor ke P2TP2A Pekanbaru.

Halaman
1234

Berita Terkini