Longsor PETI di Bakan terus minta korban. Para warga masih menunggu informasi terbaru apakah ada keluarga mereka yang menjadi korban.
Mendengar hal itu, Injilia Kembuan ikut berbelasungkawa. "Saya prihatin dan ikut berduka atas korban longsor di Bakan," ujar gadis kelahiran Kakenturan 30 November 2001 kepada tribunmanado.co.id, Rabu (27/2/2019).
Warga Kakenturan Barat ini berharap semua korban yang tertimbun cepat ditemukan. "Kepada masyarakat agar berhati-hati dalam bekerja. Tetap safety dalam bekerja," ujar Injilia.
Ia menyampaikan turut bersedih bagi keluarga korban. "Kepada keluarga dan kerabat korban luka-luka maupun meninggal dunia agar tetap sabar dan kuat," ujar dia.
Bupati-Wali Kota Biayai Pengobatan
Setelah melihat proses evakuasi korban longsor PETI Desa Bakan, Rabu malam, Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow bersama Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara dan Wawali Nayodo Koerniawan mengunjungi RSUD Popundayan Kotamobagu.
Yasti bersama Tatong turut melihat satu persatu beberapa korban yang selamat. Yasti menyampaikan keprihatinan dan rasa empati terhadap para korban yang terkena musibah baik yang dirawat bahkan para korban yang meninggal dunia.
"Selaku Pemerintah Kabupaten Bolmong dan pribadi menyampaikan duka cita mendalam atas para korban yang meninggal," ujar Yasti didampingi Tatong.
Bupati mengatakan, tim evakuasi memprioritaskan untuk korban yang masih hidup dan meninggal dunia di lokasi PETI. Ia bersama Tatong juga akan memperhatikan para korban terutama biaya pengobatan akan dibantu Pemkab Bolmong dan Pemkot Kotamobagu.
Sementara data korban yang meninggal dunia sudah 8 orang dan 19 orang lainnya masih hidup baik yang masih dirawat ataupun sudah berada di rumah masing-masing.
Menurut Bupati, memang proses evakuasi agak sedikit mengalami kendala, selain karena tingkat kemiringan tanah yang mencapai 90 persen juga disebabkan kondisi tanah labil karena musim penghujan.
"Kami meminta masyarakat untuk dapat bersabar dan percayakan proses evakuasi kepada tim yang ada, semoga penambang yang masih terjebak di lokasi bisa dikeluarkan dengan keadaan selamat," kata Bupati.
Menurut Yasti, memang persoalan perizinan maupun penutupan tambang tidak ada di Pemkab Bolmong melainkan kewenangan Pemprov Sulut.
Lanjut bupati, yang namanya PETI tidak bisa memperidiksikan berapa orang yang masih tertimbun.
"Tapi keterangan dari saudara-saudara yang masih hidup, datanya masih simpang siur. Ada yang mengatakan di dalam saat itu mereka ada sekitar 80 orang. Ada juga yang mengatakan di dalam mereka kurang lebi 60 orang. Saat ini korban yang meninggal ada delapan orang dan yang luka-luka ada 19 orang. Kami juga belum mengetahui data secara pasti karena itu memang PETI," ungkap bupati.
Tim yang ada, terus berupaya untuk melakukan proses evakuasi hingga malam ini. Apalagi saat ini didukung dengan cuaca yang baik.
"Jadi di lokasi itu masih full time. Kami berharap didalam masih ada korban yang masih hidup. Pokoknya proses evakuasi terus dilakukan," jelasnya.
Polres Kotamobagu bersama instansi terkait dari Pemkab Bolmong dan Pemkot Kotamobagu telah membentuk pos layanan kepada masyarakat apabila ada keluarga korban yang merasa keluarganya berada di lokasi tambang.
"Bagi keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga dan memang berbeda di tambang ketika longsor terjadi bisa langsung ke posko layanan di Desa Bakan blok C," ucap Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan Rabu (27/02/2019).
Jadi di Posko tersebut lengkap dengan tim dokter dan DVI juga telah disiapkan untuk identifikasi jenazah yang belum dikenali.
Kapolres menambahkan, berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa banyak yang berbeda di lokasi tambang saat longsor terjadi.
"Informasi yang diterima ada sekitar 50 orang yang masih tertimbun longsor di tambang," ungkapnya.
Selain itu, masih terdengar suara-suara dari korban yang selamat terjebak pada puing-puing batuan dan material longsoran.
Pihak kepolisian juga nantinya akan menggunakan alat berat untuk melakukan evakuasi yang teknisnya oleh Basarnas langsung.
Sementara itu di lokasi kejadian sudah disiagakan 2 pleton Sabara, 1 Pleton Brimob, 1 Pleton TNI, beserta 1 Pleton Basarnas, dan BPBD Bolmong untuk bersatu padu melakukan evakuasi terhadap para korban yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia. (ryo/kel/dik)