"Kita prihatin dengan kondisi yang terjadi di seputaran lokasi tambang, kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan evakuasi terhadap para korban, apalagi mengingat di dalamnya masih banyak korban," katanya, di ruang kerjanya, Rabu (27/2/2019).
Ia juga mengatakan bahwa Kapolda Sulut Irjen Pol Sigid Tri Hardjanto telah menginstruksikan agar jajarannya mulai dari Polres Kotamobagu, Brimob, Samapta dan Dokkes (Tim DVI) agar turun melakukan bantuan dan evakuasi.
"Segala upaya dari kepolisian akan dilakukan secara optimal dari pengerahan personil maupun peralatan yang kita miliki," ujarnya.
Disamping personil Polres dan Brimob yang sudah berada di lokasi, Polda Sulut juga telah mengirimkan Tim Sar Samapta dan Unit K-9 berjumlah 10 orang dipimpin kasubdit Gasum Sabhara.
Bupati Langsung ke Bakan
Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow bersama Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan dan Sekda Bolmong Tahlis Gallang melihat dari dekat lokasi kejadian longsor di Bakan, Rabu (27/2/2019).
Lokasi yang sangat ekstrem membuat tim kesulitan menuju lokasi. Anggota keluarga dari para korban masih menunggu di basecamp JRBM. Para korban berharap pihak JRBM bisa memberikan izin untuk masuk di lokasi.
Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Bolmong Abdul Muin Paputungan berkata korban jiwa untuk data sementara diperkirakan sebanyak 60 orang lebih tertimbun material longsoran tanah dan bebatuan di lokasi areal tambang rakyat.
Kendala di lapangan harus ekstra hati-hati untuk evakuasi karena banyak bebatuan yang berpotensi rawan longsor dan banyak terdapat retakan. "Untuk jalur evakuasi via areal JRBM saat ini sedang diperbaiki alat berat untuk mempermudah tim SAR," kata Paputungan.
Unsur yang terlibat saat ini membantu evakuasi TRC BPBD Kabupaten Bolmong, Basarnas Pos SAR Kotamobagu, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan,
Koramil Lolayan, PMI, Rescue JRBM, Masyarakat setempat dan penambang di lokasi.
Dandim 1303/BM Letkol Inf Sigit Dwi Cahyono terus meminta personelnya untuk melaksanakan evakuasi korban tertimbun longsor tambang Bakan.
"Saya turunkan tergantung kebutuhan di lapangan. Ini untuk membantu masyarakat mempercepat pencarian korban," ujar Dandim.
Kapolres Siahaan bersama 60 anggota Polres ditambah 30 pasukan Brimob langsung turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi bersama TNI, Basarnas, PMI dan warga sekitar.
Wagub: Emas Tak Sebanding Nyawa
Belum sehari Pemerintah Provinsi Sulut menggaungkan program kecelakaan kerja dengan konsep zero accident, tragedi Bakan terjadi. Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw menyesalkan kejadian ini. Ia menyampaikan, duka cita atas musibah ini kepada keluaga korban.
Memang penyesalan selalu terjadi di belakang, sebab itu Pemprov Sulut ingin agar jangan ada lagi korban tewas di tambang. Menurutnya, nyawa itu tak sebanding dengan bongkahan emas.
Lanjut dia, sebenarnya tambang yang menimbulkan korban jiwa itu masuk kategori ilegal disebut PETI.
"Sangat disesalkan kejadian ini, Pak Gubernur sudah koordinasi untuk tertibkan PETI," kata dia.
Langkah pertama sudah dilakukan, Pemprov memoraroriun izin tambang. Sudah dilakukan rapat dengan bupati yang wilayahnnya punya tambang dan Forkompimda agar PETI ini ditertibkan. "Belum sempat ditertibkan sudah kejadian," kata dia.
Dengan adanya kejadian ini harus secepatnya ditertibkan. Penetiban bukan berarti penutupan tapi dijadikan tambang rakyat yang legal. Ada syarat-syaratnya, salah satunya kesehatan dan keselamatan kerja.
"Tambang rakyat itu ada izin, harus ada pemenuhan keselamatan kerja, langkah emegency-nya, tambang harus ada infrastrukrur keselamatan kerja," kata dia.
"Jadi saya tegaskan bukan melarang tapi ditertibkan tambang liar ini jadi tambang rakyat yang di-backup regulasi," ujar dia lagi. Ia menegaskan, Pemprov tidak melarang masyarakat untuk berusaha memanfaatkan kekayaan alam.
"Orang mau cari uang kita tidak bisa larang, tapi tertib sesuai regulasi dan selamat," kata dia. Selamat ini penting, kalau sudah meninggal mau apalagi. "Biar ada emas 50 kilogram tak sebanding (nyawa)," ujar dia.
Wagub mengatakan, tidak ada istilah korban minimal, satu nyawa berharga. "Jadi tidak ada cuma cuma 1 atau cuma 3, nyawa itu berharga," ungkap dia.
Ikut Berduka