Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU - Berbagai macam aktivitas dilakukan para pengungsi Gunung Karangetang yang berada di shelter Paseng, Siau Barat, Kabupaten Kepulauan Sitaro, untuk mengisi waktu luang.
Tak sekadar baring-baring di shelter, banyak di antara mereka berbagi cerita hingga memasak bersama.
Retna Gomez, misalnya. Ia datang mengungsi bersama anak dan cucunya.
"Senang di sini, tidak mau pulang, lebih aman di sini, karena saya juga datang mengungsi dengan anak dan cucu," jelas dia.
Baca: Daerah Rawan Guguran Lava Gunung Karangetang Meluas hingga di Laut
Baca: Pasok Kebutuhan Pengungsi Karangetang, Bupati Sitaro Minta Diberikan Helikopter
Ia mengatakan, untuk kebutuhan makanan di lokasi pengungsian semuanya terpenuhi.
"Kami ikut memasak juga dan di sini lebih santai dan pelayanannya baik," jelas dia.
Kefan Katiandagho, tampak asyik bermain bersama bocah-bocah pengungsi lainnya.
"Senang, di sini bisa nonton dengan teman-teman," ujar siswa Kelas 1 SD Kawahang ini.
Ia mengatakan, sudah sepekan tidak masuk sekolah dan tidak belajar.
"Nanti di sekolah baru belajar, kalau di sini tidak belajar," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro Bob Wauten mengatakan, ada dua tempat pengungsian yaitu di shelter Paseng di Siau Barat dan di Kampung Batubulan, tepatnya di SD GMIST Batubulan.
Di shelter Paseng ada 34 kepala keluarga dengan 132 jiwa. Mereka adalah pengungsi yang dipindahkan dari GMIST Nazaret Niambangeng Kawahang.
Baca: Data Terbaru Jumlah Pengungsi Dampak Erupsi Karangetang
Baca: Bupati Sitaro Gagal Kunjungi Pengungsi Gunung Karangetang yang Terisolasi di Kampung Batubulan
Sementara di Batubulan ada 11 kepala keluarga dengan 42 jiwa pengungsi. Mereka menempati gedung SD GMIST Batubulan.
Namun ada juga 20 kepala keluarga dengan 39 jiwa yang mengungsi di rumah-rumah keluarga mereka.