TRIBUNMANADO.CO.ID - Yahudi merupakan salah satu suku dan agama yang terkenal di Israel.
Namun, Keberadaan mereka nyaris menguasai dunia. Bahkan keputusan negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat selalu disangkutpautkan dengan bangsa Yahudi.
Keberadaan mereka sudah ribuan tahun, kendati dibuang bahkan ditumpas zaman Hitler namun mereka tetap ada bahkan membangun negera Israel baru di jazirah Arab.
Israel selalu diidentikan dengan Yahudi.
Padahal tak semua warga Israel adalah Yahudi. Kendati banyak membenci namun tak bisa dipungkiri kehebatan Yahudi.
Sejarah diaspora bangsa Yahudi tercatat dalam sejarah dan Alkitab. Banyak alasan yang melatarbelakangi hingga Bangsa Yahudi tersebar ke seluruh dunia bahkan Indonesia.
Baca: Ini Dia, Rabbi Yahudi yang Membela Hak-hak Palestina dan Mengecam Israel
Baca: Survei: Milenial Yahudi Percaya Kristus Adalah Mesias
Diantaranya, ketika Yerusalem diserang oleh kerajaan Romawi pada tahun 70 Masehi.
Selain itu, kebjikan Paus yang menyingkirkan orang tak percaya Yesus pada era 1.000 Masehi.
Seperti misalnya pada 70 M. orang Yahudi berdiaspora karena dan menghancurkan kuil Solomon untuk kedua kalinya.
Itulah banyak orang Yahudi tersebar ke Mesir, Asia dan Amerika.
Imigrasi Yahudi terbesar ke Indonesia dizZaman penjajahan Belanda.
Banyak orang Yahudi yang kemudian menyebar ke Mesir, Turki, Asia, hingga Amerika.
Baca: Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks Anti-Israel dan Zionisme
Baca: Jadi Negara Apartheid, Hanya Orang Yahudi yang Punya Hak di Israel dan Yerusalem Jadi Ibukotanya
Dikutip dalam An Obscure History yang ditulis oleh sejarawan Rotem Kowner, orang Yahudi datang ke Indonesia awalnya ke Sumatera dan Jawa sebagai individu.
Namun Bangsa Yahudi mulai menyingkir dari Indonesia di zaman Jepang. Kendati begitu, ada juga tetap menetap di Indonesia.
Dilasir dari intisari Online, dalam buku Menelusuri Komunitas Yahudi di Indonesia (2013), Harahap Thigor Anugrah mengungkap identitas beberapa orang Yahudi di Indonesia.
Misalnya sepasang suami istri Leah dan Abraham Zahavi yang menjaga sinagog sisa komunitas Yahudi di Surabaya.
Selain itu ada juga ada Yakov Baruch yang tinggal di Manado, Sulawesi Utara.
Yakov Baruch pun mendirikan sebuah sinagog di daerah Manado dengan nama Ohel Yaakov Synagogue.
The United Indonesian Jewish Community yang beranggotakan beragam keturunan Yahudi dari berbagai daerah terbentuk pada 2009.
Mereka berasal dari Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali hingga Maluku.
Baca: Dari Manakah Asal-usul Orang Yahudi Ashkenazi Sebenarnya?
Baca: Saat Terjadi Holocaust di Perang Dunia II, Ada Warga Yahudi Bergabung dengan Pasukan Nazi
Pengurus Masjid dan Rabbi Masih Saudara di Manado
Suatu ketika diawal tahun ini Tribunmanado.co.id menyambangi kediaman Udin Tapi Satu di kelurahan Teling Atas, Manado,.
Udin mengenal dekat Yobbi Ensel yang adalah Rabbi komunitas Yahudi di tempat itu.
"Oh Rabbi Yobbi, dia tinggal dekat sini," kata dia sambil menunjuk sebuah rumah di bawah pohon mangga yang berjarak sekira 10 meter dari situ.
Yobbi pun menyebut Rabbi tersebut masih saudara dengannya.
Sebut dia, tidak ada diksriminasi terhadap Yobbi.
"Kami semua disini, Muslim, Kristen dan Yahudi hidup dengan damai," kata dia.
Dikatakannya, Yobbi sering pesiar ke rumah penduduk sekitar yang umumnya beragama Muslim saat idul fitri.
Baca: Ketika Kekaisaran Ottoman Selamatkan 150.000 Orang Yahudi dari Pembantaian, Inilah Kisahnya
Baca: 4 Gangster Yahudi yang Pernah Menguasai New York, Jarang Terjamah Hukum Meski Terkenal Kejam
Seingatnya, pernah Yobbi membawakannya minuman saat hari raya, sebagaimana tradisi warga Manado yang berbeda agama.
"Saya juga sering diundang ke rumahnya saat ada acara mereka," kata dia.
Menurut dia, umat Muslim di sekitar tempat itu berjumlah 200 - an kepala keluarga.
Mereka beribadah di Masjid Al Falah yang hanya berjarak sekira 30 meter dari rumah Rabbi Yobbi.
Udin mengaku sebagai pengurus Mesjid tersebut.
"Tak jauh dari sini ada Gereja GMIM Yohanes, semua hidup rukun dan damai," kata dia.
Tribun kemudian menuju ke rumah Yobbi.
Warna Yahudi sangat kental di rumah semi permanen itu.
Di pelatarannya, nampak kaki dian yaitu tujuh pelita pertanda kehadiran Yahwe. Kaki dian itu disebut Menorah.
Baca: Tuai Kontroversi, Bagaimana Ritual Penebusan Dosa Para Yahudi Ortodoks Ini?
Baca: Kabbalah, Kitab Mistisisme Yahudi yang Ramai Diperbincangkan, Menyinggung Asal-Usul Setan
Monumen Menorah terbesar di dunia terdapat di Minahasa Utara, sering disebut Kaki Dian dan menjadi objek wisata andalan Minut.
Memasuki bagian dalam rumah, pandangan langsung tertumbuk pada sebuah lambang bintang David yang menempel pada dinding bagian selatan.
Sebuah kain berwarna putih tergeletak begitu saja di atas kursi tamu.
Pada pojok ruangan terdapat sebuah benda berbentuk kotak yang ditutupi kain berwarna merah.
Terukir gambar dua loh batu seperti sepuluh perintah Allah pada kepercayaan Kristen di kain merah tersebut.
Di depan benda itu terdapat sebuah meja dengan taplak berwarna merah pula. Ternyata Yobbi tidak ada di rumah.
"Papa sedang bekerja sebagai pengemudi ojek daring," kata seorang anak remaja Yobbi.
Remaja pria ini sudah mengenakan seragam SMP. Hari itu ia akan menjalani tes UNBK.
"Rencana papa akan jemput saya," kata dia.
Ia mengaku semua temannya tahu ia beragama Yahudi. "Semua terima, kami bersahabat dengan baik," kata dia.
Baca: Bangsa Yahudi Terkenal Cerdas, Ketahuilah 7 Faktor Penyebabnya Ini
Baca: Unik! Cara Makan Orang Yahudi, Salah Satunya Daging Tak Boleh Dicampur Susu
Namun ia mengaku lebih sering menuliskan Kristen pada kolom agama. Sebut dia, ibadah di rumah itu berlangsung Sabtu.
Dulunya banyak umat Yahudi beribadah di sana. "Kini sudah sedikit," beber dia.
Tak lama kemudian Yobbi datang dengan sepeda motor. Ia memakai baju hijau khas perusahaan daring.
Wajahnya mirip dengan Udin. "Wah saya mau antar anak dulu, kita janjian saja ya," kata dia ketika Tribunmanado.co.id menjelaskan maksud kedatangan.
Ia nampak buru buru dan ada penyesalan di raut wajahnya. "Semua tahu saya Yahudi, dan kami hidup dengan damai," kata dia.
Keluarga Berdarah Yahudi di Manado Saling Kenal
Rabbi Yaakov Baruch, mengatakan, komunitas Yahudi di Sulut beribadah di Sinagog yang ada di Tondano.
Menurut lulusan institut agama Yahudi di Yerusalem ini, semua keluarga berdarah Yahudi di Kota Manado dan Indonesia saling mengenal dan mengetahui serta memiliki nasab keturunan yang jelas dengan adanya pembuktian surat silsilah.
Yahudi yang ada di Manado menurutnya tidaklah banyak khususnya yang beragama Yahudi.
"Saya ingin menjelaskan bahwa semua keluarga Yahudi yang ada di Manado saling mengenal dan mengetahui, kami tahu mana marga Yahudi dan mana yang bukan, jumlahnya pun tidak banyak. Yang membuat saya bingung adalah, adanya sekelompok orang yang mengaku keturunan Yahudi, beribadah dengan cara agama Yahudi namun tidak jelas dari mana asalnya," ujarnya.
Sinagoge Berdiri Kokoh di Kota Tondano
Tidak begitu sulit mengitari Tondano untuk mencari lokasi Sinagoge.
Sinagoge itu sekitar 1,5 kilometer dari makam pahlawan nasional Sam Ratulangi di Kelurahan Wawalintouan Tondano Barat.
Sebuah bangunan berwarna merah mencolok dengan arsitektur paling unik di kawasan itu.
Bangunan merah itu adalah sinagoge.
Bentuknya segi enam dengan atap genteng rendah sehingga nyaris menutupi seluruh tembok. Di atas pintu masuk terdapat papan nama bertulisan Shaar Hashamayim Synagogue.
Sinagoge ini berukuran 8x16 meter, berdiri di atas lahan seluas 300 meter persegi
Kompleks ini dikelilingi pagar teralis besi setinggi 1,5 meter. Teralis ini juga dihiasi lambang Bintang Daud tiap jarak setengah meter.
Ada dua gerbang untuk memasuki sinagoge itu. Pintu masuk ke dalam bangunan ini ada di bagian samping.
Dua pintu ini terbuat dari besi bercat hijau terdapat stiker kecil seukuran telunjuk orang dewasa bertulisan Shalom dalam huruf Ibrani dan Latin.