Menurutnya, ekspansi ini tentunya akan menyerap tenaga kerja lebih banyak dan adanya peningkatan konsumsi dari korporasi tersebut.
Sementara dari sektor konsumsi, ada indikasi perbaikan, terlihat dari neraca dagang di mana impor meningkat pada Januari. Ini artinya konsumsi terutama dari korporasi juga meningkat
Frederik masih menyarankan membeli saham-saham terutama saham big caps yang sudah mencatatkan penurunan cukup tajam. Ia menyarankan saham BBNI dengan target harga FY18 adalah Rp 10.900.
Selain itu, saham lain yang cukup menarik untuk dilirik adalah ASII, BBRI, BMRI, BBCA, ICBP dan INDF.
IHSG punya kans berbalik arah
IHSG akhir pekan lalu melemah 0,69% ke level 6.210,70. Analis memprediksi, pelemahan itu akan terhenti pada perdagangan awal pekan ini, Senin (26/3).
Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest bilang, investor sejatinya masih mengkhawatirkan ancaman perang dagang atau trade war antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Namun, terlihat adanya atensi kuat untuk menahan IHSG turun mendekati MA200 dengan pembelian di sektor perbankan dan pertambangan," ujar Aditya.
Dia memprediksi, indeks akan menguat dengan rentang pergerakan 6.150 sebagai support, sedangkan resistance di level 6.250.
Aditya menyarankan untuk mencermati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Di luar sektor perbankan, saham PT Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Charoen Pokphan Tbk (CPIN), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) juga menarik untuk diperhatikan.
Namun, Aditya berpesan, waspadai level 6.100. "Jika indeks ditransaksikan di bawah level 6.100, maka peluang penguatan menjadi sangat terbatas di pekan terakhir bulan ini," imbuhnya. *