Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok

Mengenal Wiji Thukul, Aktivis Sekaligus Penyair yang Hilang dan Tak Pernah Ditemukan

Bait-bait ikonik dari puisi "Peringatan" karya Wiji Thukul ini bukan sekadar rangkaian kata melainkan sebuah seruan.

Editor: Rizali Posumah
KOMPAS/PRIYOMBODO
WIJI THUKUL - Wiji Thukul lahir pada 26 Agustus 1963. Penyair sekaligus aktivis ini menggunakan sajaknya sebagai senjata untuk menyuarakan kritik sosial dan politik yang menyinggung penguasa. 

Ia tidak hanya menulis sajak, tetapi juga cerpen, esai, dan resensi puisi. Sajak-sajaknya diterbitkan di media cetak dalam negeri, maupun luar negeri.

Pada 1989, Wiji Thukul diundang membaca puisi oleh Goethe Institut di aula Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.

Ia juga tampil di Pasar Malam Puisi yang diselenggarakan Erasmus Huis di Pusat Kebudayaan Belanda, Jakarta, pada 1991.

Di tahun yang sama, Wiji Thukul menerima Wertheim Encourage Award dari Wertheim Stichting di Negeri Belanda.

Bersama WS Rendra, Wiji Thukul menjadi penerima hadiah pertama sejak yayasan tersebut didirikan untuk menghormati sosiolog dan ilmuwan Belanda, WF Wertheim.

Perlawanan terhadap berbagai masalah sosial tampak dalam sajak Nyanyian Akar Rumput, Di Tanah Negeri Ini Milikmu Cuma Tanah Air, Kepada Ibuku, Jalan, Sajak Setumbu Nasi dan Sepiring Sayur, Tanah, Kampung, Jalan Slamet Riyadi Solo, dan masih banyak lainnya.

Sedangkan kritik terhadap militerisme pemerintah dituangkan pada sajak Ceritakanlah Ini Kepada Siapa Pun, Tetangga Sebelahku, Sajak Suara, Tikus, Merontokan Pidato, Derita Sudah Naik Seleher, Rumput Ilalang, Harimau, Buron, Aku Berkelana di Udara, dan masih banyak lainnya.

Salah satu kalimat Wiji Thukul yang sangat terkenal terdapat pada bait terakhir puisi berjudul Peringatan, yaitu "Hanya ada satu kata: Lawan!".

Kata "lawan", yang terpengaruh dari pusi berjudul Sumpah Bambu Runcing karya Pardi, temannya di teater Jagat, seakan menjadi roh bagi kebangkitan jiwa-jiwa yang ingin melawan rezim otoriter dan militerisme Orde Baru.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun ManadoThreads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca juga: Polda Sulut Tetapkan 7 Tersangka Kasus KM Barcelona, Akademisi Soroti Peran KSOP: Izin dari Mereka

Sumber Kompas.com 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved