Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok

Mengenal Hoegeng Iman Santoso, Sosok yang Disebut Gus Dur Satu-satunya Polisi Jujur di Indonesia

Jenderal Hoegeng meninggal setelah menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, karena stroke yang dideritanya. Hoegeng dimakamkan.

|
Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Gryfid Joysman
SOSOK - Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso. Sosok Jenderal Polisi yang pernah disebut Gus Dur sebagai satu-satunya polisi jujur di Indonesia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - 14 Juli, genap 21 tahun sejak bangsa Indonesia kehilangan salah satu figur paling langka dalam sejarah penegakan hukum: Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso.

Sosok legendaris yang kejujurannya dijadikan tolok ukur integritas institusi kepolisian.

Hoegeng menghembuskan napas terakhirnya pada 14 Juli 2004 di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, setelah berjuang melawan stroke.

Ia dimakamkan dengan penuh penghormatan di Parung Raya, Bogor, Jawa Barat.

Nama Hoegeng telah hidup sebagai simbol moralitas yang tegak lurus.

“Ada tiga polisi jujur di Indonesia,” kelakar Gus Dur, Presiden ke-4 RI.

“Pertama, Jenderal Hoegeng. Kedua, patung polisi. Ketiga, polisi tidur.”

Guyonan yang kini terasa lebih serius daripada sekadar candaan.

Berasal dari Keluarga Terpandang

Lahir di Pekalongan pada 14 Oktober 1921, Hoegeng berasal dari keluarga terpandang.

Ayahnya, Sukario Hatmodjo, adalah Kepala Kejaksaan di kota batik itu.

Sejak kecil, Hoegeng kecil dipanggil "Bugel" karena tubuhnya yang gemuk, panggilan itu berevolusi menjadi "Bugeng", lalu “Hoegeng” nama yang akhirnya ia pakai hingga akhir hayat.

Dari Band Hawaiian ke Dunia Kepolisian

Semasa muda, ia dikenal aktif dan berbakat.

Ketika bersekolah di AMS A Yogyakarta, ia membentuk band Hawaiian, yang menjadi sumber pemasukan tambahan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved