Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Prada Lucky

Akhirnya Terungkap, Ada Korban Selamat dari Penganiayaan 20 Prajurit Selain Prada Lucky, Saksi Kunci

Temannya, yang bernama Prada Ricard Junimton Bulan mengalami nasib yang sama. Namun, Prada Ricard masih selamat dari maut.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
Kolase Facebook dan TikTok Lucky Namo
TNI DISIKSA - Kolase foto Prada Lucky Namo ada di peti jenazah dan foto sebelum tewas disiksa senior. Akhirnya Terungkap, Ada Korban Selamat dari Penganiayaan 20 Prajurit Selain Prada Lucky, Saksi Kunci 

TRIBUNMANADO.CO.ID - TNI Angkatan Darat (AD) mengungkap motif di balik dugaan kekerasan yang menewaskan Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan, peristiwa ini bermula dari kegiatan pembinaan prajurit.

Namun, proses pembinaan tersebut justru berujung tragis dengan tewasnya Prada Lucky.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Motif di Balik Kematian Prada Lucky: Pembinaan Prajurit yang Berujung Tragedi

Menurut Wahyu, pembinaan dilakukan terhadap beberapa personel, termasuk korban, dalam rentang waktu yang berbeda.

Kegiatan ini melibatkan sejumlah prajurit, sehingga penyidik membutuhkan waktu untuk mengungkap peran masing-masing pihak yang terlibat.

Ia menegaskan, pimpinan TNI AD tidak pernah mentolerir bentuk pembinaan yang menggunakan kekerasan, apalagi sampai mengakibatkan korban meninggal dunia.

Kasus Prada Lucky, kata Wahyu, menjadi bukti bahwa TNI AD berkomitmen menegakkan hukum secara tegas dan transparan.

Dalam kesempatan tersebut, Wahyu juga mengonfirmasi adanya satu korban selamat dalam insiden ini.

Di satu sisi, Prada Lucky bukanlah korban satu-satunya.

Temannya, yang bernama Prada Ricard Junimton Bulan mengalami nasib yang sama.

Prada Lucky dan Prada Ricard sama-sama dianiaya seniornya saat bertugas.

Namun, Prada Ricard masih selamat dari maut.

Meski identitasnya dirahasiakan, ia memastikan prajurit tersebut kini berada dalam kondisi sehat.

Brigjen Wahyu, Alumni Akademi Militer (Akmil) 1998 dari Korps Infanteri tersebut, juga menegaskan baik pembinaan maupun latihan kepada prajurit itu harus betul-betul dilaksanakan dengan keras, namun bukan dengan kekerasan.

Dilaksanakan dengan keras, jelas Wahyu, sesuai dengan teori, taktik, buku petunjuk, dan metodenya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved