Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Babi di Sulut

Populasi Babi di Sulut Mulai Naik,  Peternak Terapkan Intervensi Biosekuriti Pencegahan Virus ASF

Puluhan peternak babi di Sulawesi Utara sukses menerapkan Program Community African Swine Fever Biosecurity Intervention.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Fernando Lumowa
BABI - Peternak babi di Desa Paslaten, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara menerapkan bio sekuriti sebagai pencegahan ASF. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, Wilhelmina Pangemanan, dalam Diseminasi Hasil Program CABI di Sulut, Rabu (30/7/2025) menerangkan, Sebanyak 81 peternak babi-mikro kecil di tiga kabupaten menjadi pilot project program CABI sejak semester kedua tahun 2023. 

Program ini Didukung Kementerian Pertanian, Pangan dan Pedesaan Republik Korea. 

"Program ini  mendorong praktik bio sekuriti di peternakan babi skala mikro kecil melalui pendekatan partisipatif, berbasis komunitas dan terjangkau untuk mencegah ASF," ujar Hendra. 

Katanaya, ASF sangat fatal bagi terbaik babi karena mortalitasnya 100 persen.

Menyesal anakan hingga indukan. 

"Selain Sulawesi Utara, program ini menyasar Kalimantan Barat.

Total ada 162 peternak, 81 di antaranya ada di Sulawesi Utara," ujarnya. 

Beberapa desa yang jadi percontohan yakni Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Minut; Desa Pinawetengan, Kecamatan Kawangkoan, Minahasa dan Desa Paslaten, Kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan. 

Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal mengatakan, biosekuriti sangat krusial karena menyangkut ketahanan pangan dan ekonomi warga. 

Katanya, praktik CABI sebelummya sukses dilaksanakan oleh peternak skala mikro-kecil di Filipina. 

"Inisiatif CABI membuktikan ketika peternak difasilitasi dengan pengetahuan  dan peralatan, mereka bisa bertahan," ujar Aryal. 

Tirza Kasenda, peternak asal Desa Pinawetengan, Kecamatan Tompaso, Minahasa mengungkapkan, sejak dua tahun lalu mereka menerapkan bio sekuriti. 

Beberapa hal prinsip dalam bio sekuriti yang diterapkan di antaranya, akses ke kandang dibatasi.

"Area kandang harus dipagari. Sebelum masuk, wajib cuci tangan.

Kita ganti pakaian dan pakai sepatu boot. Kandang disemprot disinfektan secara berkala seminggu tiga kali," katanya. 

Katanya, berkat CABI, tidak pernah ternaknya kena virus ASF.

Saat ini, Tirza sementara memelihara empat indukan dan belasan anakan dan babi starter. (ndo) 

Baca juga: Petunjuk Baru Kematian Arya Daru: Laptop Tersambung WA, Tapi HP Masih Hilang

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved