Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok

Mengenal Hoegeng Iman Santoso, Sosok yang Disebut Gus Dur Satu-satunya Polisi Jujur di Indonesia

Jenderal Hoegeng meninggal setelah menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, karena stroke yang dideritanya. Hoegeng dimakamkan.

|
Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Gryfid Joysman
SOSOK - Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso. Sosok Jenderal Polisi yang pernah disebut Gus Dur sebagai satu-satunya polisi jujur di Indonesia. 

Pendidikan formalnya berlanjut ke Recht Hoge School di Batavia, lalu ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), yang mengantar kariernya masuk ke dunia penegakan hukum secara profesional.

Tegak Lurus Sejak Dini: Menolak Gratifikasi Cukong Judi

Tahun 1952, Hoegeng ditugaskan di Sumatera Utara sebagai Kepala Reskrim.

Di sana, ia langsung diuji oleh budaya gratifikasi.

Rumah dan mobil mewah telah disiapkan oleh para cukong. Tetapi Hoegeng menolak mentah-mentah.

Ia memilih tinggal di hotel sambil menunggu rumah dinas resmi.

Tak lama setelah menempati rumah dinas, rumah itu kembali "diisi" dengan perabot mahal yang tak ia ketahui asal-usulnya.

Tanpa kompromi, Hoegeng mengeluarkan semua perabot itu ke pinggir jalan.

Aksi itu membuat heboh warga Medan dan memberi sinyal keras: jabatan bukan jalan pintas menuju kemewahan.

Tegas

Saat ditunjuk sebagai Direktur Jenderal Imigrasi oleh Presiden Soekarno, Hoegeng memerintahkan istrinya, Merry Roeslani, untuk menutup toko bunga miliknya.

Ketika sang istri bertanya kenapa, Hoegeng menjawab:

“Nanti semua yang mengurus paspor atau visa akan memesan bunga ke toko Ibu. Itu tidak adil untuk toko-toko bunga lainnya.”

Konsistensi ini terlihat lagi ketika ia menolak mobil dinas baru dari Sekretariat Negara karena sudah memiliki jip dinas dari kepolisian.

Dalam hal etika, baginya: cukup adalah cukup.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved