Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lipsus Pasar Restorasi Malalayang

Terungkap Penyebab Pasar Restorasi Malalayang Manado Sepi, 5 Tahun Tak Difungsikan Begini Kondisinya

Percuma Rp 17,6 Miliar untuk Pasar Restorasi Malalayang Manado. PD Pasar: Belum Diserahkan Disperindag Manado.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Handhika Dawangi
Kolase/Tribun Manado/Petrick Sasauw
SEPI - Potret Pasar Restorasi di Kayubulan, Malalayang, Manado sepi dan dibiarkan rusak, Minggu (15/6/2025). Pasar yang dibangun dengan anggaran Rp17,4 miliar ini tidak diminati pembeli maupun pedagang. 

Tapi banyak juga yang enggan pindah. Seiring waktu, jumlah pengunjung pasar kian berkurang, dibarengi dengan jumlah pedagang yang menyusut. Mereka kembali beraktivitas di Pasar Bahu. 

Terhitung sejak pandemi Covid-19, Pasar Kayubulan ini mati. Sejumlah faktor menjadi penyebab kenapa pasar itu mati. 

Satu di antaranya, sebagian besar pedagang kembali ke tempat semula, Pasar Tradisional Bahu Manado yang berjarak sekitar empat kilometer dari Kayubulan. 

Menurut Hence, salah satu pedagang di Pasar Bahu, sebagian besar pedagang di Pasar Bahu sebelumnya sempat berjualan di Kayubulan. "Tapi hanya beberapa bulan. Sepi di sana, ya kembali," katanya, Sabtu (14/6/2025). 

Kata pemilik kios yang menjual rupa-rupa ini, warga ogah ke Kayubulan karena lokasinya relatif jauh dari permukiman. 

"Jauh dari jalan raya, tidak ada angkutan kota juga," kata Hence, pria yang sudah menekuni pekerjaan ini sekitar sedekade. Ia meneruskan usaha orangtuanya yang dirintis sejak tahun 90-an.

Hal sama dikatakan Risman, pedagang rempah. Menurut dia, selain jarak, tidak ada transportasi umum menjadi penyebab warga ogah ke Kayubulan. 

"Kalau pakai ojek, biayanya lumayan, 10 ribu. Sudah bisa beli beras sekilo," kata pria asal Gorontalo. 

Pengakuan warga, mereka lebih nyaman belanja di Pasar Bahu karena jaraknya dekat dari rumah. "Jalan kaki pun bisa kalau di Bahu," kata Sally, warga Batukota Bawah. 

Warga juga lebih nyaman belanja di Pasar Bahu karena lokasinya tepat di sisi jalan raya. 

"Tinggal parkir mobil, jalan kaki belanja, tidak perlu masuk jauh ke dalam," ujar Melissa, warga Perum PDK Malalayang. (pet/art/ndo/max) 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved