Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lipsus Pasar Restorasi Malalayang

Terungkap Penyebab Pasar Restorasi Malalayang Manado Sepi, 5 Tahun Tak Difungsikan Begini Kondisinya

Percuma Rp 17,6 Miliar untuk Pasar Restorasi Malalayang Manado. PD Pasar: Belum Diserahkan Disperindag Manado.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Handhika Dawangi
Kolase/Tribun Manado/Petrick Sasauw
SEPI - Potret Pasar Restorasi di Kayubulan, Malalayang, Manado sepi dan dibiarkan rusak, Minggu (15/6/2025). Pasar yang dibangun dengan anggaran Rp17,4 miliar ini tidak diminati pembeli maupun pedagang. 

“Lokasinya terlalu jauh dari pusat kota. Banyak orang malas datang karena akses ke sana susah,” ujarnya.

Menurutnya, letak pasar yang ‘nanggung’ membuat pasar sulit berkembang. Selain itu, akses kendaraan umum ke lokasi pasar juga menjadi persoalan serius.

“Dulu ada beberapa angkot yang lewat situ, tapi sopir-sopir banyak yang mengeluh. Jalanan ke sana cukup menanjak, baik dari arah Jalan Air Trang maupun dari arah Jalan Sea,” jelasnya. 

Kata dia, beberapa angkutan mikro bahkan sempat mogok saat menanjak menuju pasar.

Ia juga menambahkan bahwa pada saat pasar pertama kali dibuka, kondisi jalan di beberapa titik tanjakan masih rusak, sehingga semakin menyulitkan mobilitas kendaraan dan pembeli.

"Semoga pasar ini bisa difungsikan lagi atau nanti dibuat sesuatu yang lebih bergunalah, mungkin sekolah atau yang lain," kata dia.

Pasar Restorasi Malalayang dibangun sebagai bagian dari program revitalisasi dan pemerataan ekonomi daerah oleh Pemerintah Kota Manado. Proyek ini dimulai pada 2016 dan diresmikan pada Agustus 2019 oleh Wali Kota saat itu, GS Vicky Lumentut.

Pasar ini diharapkan menjadi pusat perdagangan baru yang modern dan bersih di wilayah selatan Manado. Nama ‘Restorasi’ dipilih untuk mencerminkan semangat pembangunan dan pemulihan ekonomi berbasis rakyat kecil, khususnya pedagang tradisional. 

Pasar ini dirancang dengan konsep semimodern, memiliki sejumlah fasilitas penunjang seperti area parkir, toilet, jaringan listrik, dan zona khusus untuk penjualan ikan, daging, serta hasil bumi.

Namun, sejak awal pengoperasiannya, pasar ini kesulitan menarik minat pedagang dan pembeli. 

Kini, hampir lima tahun setelah peresmiannya, kondisi Pasar Restorasi justru berbanding terbalik dengan tujuan awal pembangunannya. Bangunan mangkrak, fasilitas rusak, dan tidak ada aktivitas ekonomi yang berlangsung. 

Terkait pengelolaan pasar ini, Direktur Utama Perusaahan Daerah (PD) Pasar Manado Lucky Senduk mengatakan, pasar itu belum diserahterimakan ke DP Pasar. 

"Bisa konfirmasi ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado karena sampai saat ini belum serah terima ke Perumda Pasar Manado," katanya.

Adapun Kadisperindag Manado Hendrik Warokka saat dikonfirmasi tak merespons permintaan wawancara Tribun Manado.

Sejatinya, pasar ini dihadirkan untuk menggantikan Pasar Bahu. Saat diresmikan, sejumlah pedagang dari Pasar Buha direlokasi ke tempat itu. 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved