Lipsus Warga Sulut ke Luar Negeri
Terungkap Besaran Gaji Online Scammer di Kamboja, Bikin Warga Sulut Nekat Berangkat
Baru-baru ini ada 7 orang yang diamankan oleh Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado. Mereka diduga akan diberangkatkan ke Kamboja.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Ventrico Nonutu
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kamboja masih menjadi tujuan sebagian warga Sulawesi Utara untuk bekerja.
Meski sudah ada larangan dari pemerintah, namun masih ada upaya warga Sulut untuk berangkat kesana.
Alasannya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Baru-baru ini ada 7 orang yang diamankan oleh Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado.
Mereka diduga akan diberangkatkan ke Kamboja.
AP (22), warga Kecamatan Singkil, Kota Manado, Sulawesi Utara, menjadi salah satu orang yang nekat berangkat ke Kamboja.
AP awalnya sempat cemas ketika suaminya hendak ke Kamboja awal tahun ini.
Besarnya tuntutan hidup membuat rasa takut itu sirna, ia merelakan suaminya berangkat.
AP tahu sang suami akan bekerja di perusahaan judi online di Kamboja.
Semua demi keluarga kecilnya.
AP sendiri tidak lagi bekerja setelah berhenti sebagai pramuniaga toko pakaian.
Mereka punya anak balita perempuan berusia dua tahun yang juga harus dihidupi.
Lima bulan berselang, AP pun membulatkan hati ikut dengan suami ke Kamboja.
Suaminya sendiri yang meyakinkan.
"Dia bilang di sana aman, tidak semua seperti yang viral itu (korban eksploitasi dan kekerasan), di perusahaan aman kok," kata AP di Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (23/6/2025).
Ia merupakan satu di antara tujuh warga yang digagalkan tim gabungan Polda Sulut dan BP3MI saat hendak berangkat ke Jakarta, Senin pagi.
Suaminya bekerja sebagai online scammer di perusahaan judi online dengan gaji 700 dollar AS.
Jika dirupiahkan sekitar Rp 11 juta.
Jumlah itu tidak diterima semua, harus dipotong biaya keberangkatan awal yang ditanggung perusahaan.
"Suami terima Rp 8 juta setiap bulan. Itu selama sepuluh bulan," ujarnya.
Misal tidak capai target, ada denda.
Ia tidak tahu besaran gaji yang dipotong.
Setelah keyakinannya bulat, AP mengiyakan ajakan suaminya.
Oleh suaminya, AP dihubungkan dengan orang yang disebut sebagai HRD perusahaan.
Pria misterius ini sempat mewawancarai AP melalui panggilan video online.
Si Mr X tidak menunjukkan wajahnya.
"Nomor saya awalnya digabungkan di grup WA di situ ada si HRD. Dia yang hubungi satu-satu," katanya.
Proses keberangkatan pun diatur. Semuanya berjalan singkat.
Si HRD menyiapkan tiket dan lain-lain.
Diwawancarai Sabtu 21 Juni 2025, besoknya AP langsung dikirimi tiket online.
"Katanya berangkat dulu baru di Jakarta urus paspornya," katanya.
AP mengungkapkan, niatnya berangkat sudah bulat.
Sang buah hati diputuskan dititipkan ke kakaknya di Tomohon.
Ia tak menyangka bakal berurusan dengan kepolisian.
Ia juga bercerita sempat cemas ketika sudah berada di ruang tunggu.
Kecemasannya memuncak saat didekati petugas.
Kini ia hanya bisa pasrah. Ia berharap suaminya tidak kenapa-kenapa.
"Ya mau bagaimana," kata AP.
Sementara MT (23), warga Singkil lainnya mengaku nekat ke Kamboja karena diajak temannya yang sudah duluan kerja di Kamboja.
"Mereka bilang aman di sana. Tidak ada yang disiksa. Kalau memang tidak capai target, hanya potong gaji," jelas pria berbadan ceking ini.
Usai komunikasi dengan teman di Kamboja, MT diminta menghubungi nomor yang diklaim sebagai HRD perusahaan.
Dari situ komunikasi berlanjut.
"Wawancara singkat saja, digabungkan ke grup dan proses berangkat," kata pria yang sebelumnya bekerja sebagai buruh serabutan ini.
Katanya, ia tidak punya keahlian khusus selain niat untuk bekerja agar bertahan hidup.
Tuntutan menghidupi istri dan anak lebih besar dari rasa takut membuatnya nekat ke Kamboja.
"Sudah pindah-pindah kerja. Pikir-pikir kenapa tidak ambil risiko. Teman-teman di sana bilang marijo, saya nekat," katanya.
Ketika diamankan di bandara, MT sempat syok ketika temannya FS kirim pesan sudah diamankan polisi di ruang boarding.
"Saya akhirnya pasrah karena kami jalan berdua," katanya," ujar MT.
Diamankan Polsek Bandara Sam Ratulangi
Polsek Kawasan Bandara Sam Ratulangi Polresta Manado kembali melakukan penyelamatan terhadap warga Sulut yang diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Sebanyak 7 warga yang dicekal di Bandara Sam Ratulangi Manado, sekitar pukul 06.40 Wita.
3 orang perempuan dan 4 orang laki-laki ini diduga kuat akan diberangkatkan ke Kamboja dan Thailand secara ilegal.
Hal ini telah dibenarkan oleh Kapolsek Ipda Masry. Sos, saat dikonfirmasi.
"Benar ada 7 orang yang kita cekal sebelum naik pesawat di Bandara Sam Ratulangi Manado," ujar Masry.
Berikut identitas (disamarkan) para korban yang dicegah hendak ke Kamboja pada Senin 23 Juni 2025 pagi.
AP (22), perempuan, warga Singkil, Manado
MT (23), laki-laki, warga Singkil, Manado
FS (26), laki-laki, warga Singkil, Manado
MH (19), perempuan, warga Lembean Timur, Minahasa
SD (19), perempuan, warga Lembean Timur, Minahasa
JR (30), Tondano, Minahasa
AW (23), Amurang Barat, Minsel.
(Tim TribunManado.co.id)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
5 Warga Asal Kota Bitung Hendak Pergi ke Kamboja Dicegat Polisi, Rutenya Lewat 3 Daerah dan 2 Negara |
![]() |
---|
Cerita Warga Minsel Mau ke Kamboja, Nekat Ambil Risiko karena Tergiur Gaji Ratusan Dollar |
![]() |
---|
Sosok AP Warga Manado yang Gagal ke Kamboja, Ngaku Diajak Suami dan Rela Tinggalkan Anak |
![]() |
---|
Orangtua Korban Dugaan TPPO ke Kamboja Syok, Mengira Anaknya Cuma Liburan ke Jakarta |
![]() |
---|
7 Warga Sulut Hendak Pergi ke Kamboja Dicegat Polisi di Bandara Sam Ratulangi Manado |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.