Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tatong Bara Tinggalkan NasDem

Tatong Bara Tinggalkan NasDem, Pengamat Sulut: Ini Bukan Akhir Karier Politik

Mantan Wali Kota Kotamobagu dua periode, Tatong Bara, dikabarkan resmi keluar dari Partai NasDem. 

Dokumentasi Baso Affandi
Pengamat Sulawesi Utara Baso Affandi. Tatong Bara tinggalkan NasDem, Baso sebut ini bukan akhir karier politik. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar mengejutkan datang dari kancah politik Bolaang Mongondow Raya (BMR). 

Mantan Wali Kota Kotamobagu dua periode, Tatong Bara, dikabarkan resmi keluar dari Partai NasDem

Langkah ini langsung memunculkan spekulasi arah politiknya ke depan, sekaligus menimbulkan pertanyaan besar.

Ke mana Tatong akan berlabuh selanjutnya?

Pengamat politik Sulawesi Utara Baso Affandi, menilai keputusan Tatong merupakan bagian dari strategi adaptif menghadapi perubahan peta kekuasaan dan kepentingan elektoral, baik lokal maupun nasional.

"Keluarnya Tatong dari NasDem patut dibaca bukan sebagai akhir dari karier politiknya, melainkan fase reposisi strategis menjelang kontestasi ke depan dan konfigurasi nasional 2029," kata Baso, Minggu (22/6/2025).

Dua Poros Potensial: PAN dan Gerindra

Baso menyebut dua partai yang paling realistis menjadi pelabuhan politik baru bagi Tatong Bara: PAN dan Gerindra.

"Pertama, kembali ke PAN, partai yang menjadi basis politik awalnya. Secara ideologis, PAN lebih dekat dengan platform perjuangannya yang berbasis Islam moderat dan populisme daerah. 

Ini juga bisa memulihkan sentimen loyalis lama," jelas Baso.

Alternatif kedua adalah Gerindra. 

Baso menyebut partai ini menawarkan peluang besar karena merupakan partai penguasa dengan pengaruh kuat di pusat dan daerah.

"Merapat ke Gerindra bisa membuka akses lebih luas ke jaringan kekuasaan nasional. Ini akan menjadi langkah strategis jika Tatong ingin bermain di level provinsi atau bahkan lebih tinggi," tambahnya.

Menurutnya, langkah Tatong termasuk dalam fenomena strategic political realignment.

Di mana seorang elite politik mengubah afiliasi partai untuk meningkatkan posisi tawar dan pengaruhnya dalam lanskap kekuasaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved