Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Kisah Seorang Raja yang Tanpa Sengaja Terapkan Sistem Komunis, Diselesaikan Rakyat Sendiri

Di China di masa kekaisaran pernah ada seorang raja yang menerapkan sistem pemerintahan yang mirip konsep Komunisme. 

Editor: Rizali Posumah
META AI
KERAJAAN - Ilustrasi kerajaan dengan corak komunis pada abad ke-1 masehi. Gambar oleh Meta AI, Selasa (17/6/2025). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejatinya era Komunisme di China dimulai saat pemerintahan Mao Zedong

Meski begitu, gaya pemerintahan dengan ciri Komunisme sudah ada jauh sebelum pemerintahan modern ada. 

Di China di masa kekaisaran pernah ada seorang raja yang menerapkan sistem pemerintahan yang mirip konsep Komunisme

Komunisme sendiri adalah sistem yang mengharuskan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi. 

Alat-alat produksi tersebut seperti tanah hingga modal. 

Tujuannya, demi terciptanya masyarakat yang makmur, tanpa kelas sosial.

Akhir yang ingin dicapai dari ini adalah terciptanya kesetaraan dan derajat manusia. 

Tujuan seperti ini pula yang mungkin ingin dicapai oleh Wang Mang, kaisar dari dinasti Xin.

Sekitar 1.900 tahun sebelum Mao Zedong berkuasa, dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.

Mengubah China menjadi negara sosialis pertama, Wang Mang mungkin sudah melakukannya tanpa sadar.

Wang Mang adalah kaisar yang mendirikan dinasti Xin tahun 9 Masehi.

Ia adalah seorang reformis yang sadar sosial, yang menerapkan kebijakan sosialin menurut sejarawan.

Wang Mang naik takhta setelah merebut kekuasaan dari kaisar cilik, lalu mendirikan dinasti Xin.

Untuk memperbaiki situasi ekonomi China yang mengerikan waktu itu.

Di mana petani hidup mengerikan kelaparan dan miskin.

Wang Mang kemudian mengambil kendali atas semua tanah dinegara itu.

Kemudian ia memerintahkan agar pemilik tanah yang kaya mendistribusikan kembali perkebunan mereka secara merata.

Ia juga memperkenalkan kontrol harga, melarang perdagangan budak, dan menyita ribuan emas untuk melemahkan kekuatan elit.

Tentu saja peraturan semacam itu tidak disambut dengan antusias oleh kaum elit saat itu.

Pada pedagang dan bangsawan kaya raya, tidak setuju dengan kebijakan baru Wang.

Reformasi yang dilakukan Wang Mang juga hanya memperburuk krisis ekonomi di China.

Hingga akhirnya Wang membatalkan kebijakan tersebut hanya setelah delapan tahun.

Namun, waktu itu semua sudah terlambat, karena perang saudara mulai meletus.

Kaum elit dan kaum petani yang dia coba untuk dibantu, justru mengangkat senjata untuk melawannya.

Pada musim gugur tahun 23 M, Wang berada dalam situasi yang buruk.

Pemberontak mendekati ibu kota Chang'an (saat ini Xi'an), membuatnya harus mencari perlindungan.

Para pemberontak menyerbu Chang'an sementara, Wang meminta perlindungan kepada para penyihir.

Ia mencoba merapal mantra saat serangan pemberontak terjadi.

Namun hal itu tak mampu membendung amukan para pemberontah, hingga akhirnya mereka memenggal kepalanya.

Kemuidan juga memotong-motong tubuh Wang Mang, yang pada akhirnya mengakhiri pemerintahan Dinasti Xin.

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

SUMBER: Intisari Online

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved