Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

GMIM

Sejarah Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Tanah Minahasa hingga Berdirinya GMIM

Momen penting dalam sejarah ini ditandai dengan kedatangan dua misionaris asal Jerman, Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz.

Kolase Tribun Manado/Istimewa
SEJARAH GMIM - Momen penting dalam sejarah ini ditandai dengan kedatangan dua misionaris asal Jerman, Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz, pada 12 Juni 1831. Sejarah Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Tanah Minahasa hingga Berdirinya GMIM. 

Dalam rombongan itu ikut serta Diego de Magelhaes, ia seorang Pastor. 

Pada perjalanan ini Diego de Magelhaes membaptis raja Manado dan 1500 rakyatnya.

Selama dua puluh bulan ia  tinggal dan mengajar di tengah masyarakat Minahasa.

Saat itulah Kekeristenan mulai dikenal di Minahasa. Keadaan ini berhenti akibat perlawanan orang Minahasa yang kuat, beberapa paderi menjadi korban dalam perlawanan tersebut

Tahun 1606 ketika Spanyol menguasai Maluku Utara.

Keadaan ini memberi kesempatan lagi bagi misi untuk memulai lagi pekabaran injil di Manado, tetapi kematian beberapa misionaris yang disebabkan karena kecelakaan dalam perjalanan laut, mati syahid, dan sakit, peperangan dengan orang Minahasa menghalangi pekerjaan misi.  

Akhirnya Spanyol meninggalkan Minahasa 1645, kondisi ini mengakhiri misi Katolik di Minahasa.

Pekabaran Injil Masa VOC

Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Serikat Dagang Hindia Timur (1602)  menggantikan kekuasaan Spanyol dan Portugis di Minahasa.

Kehadiran para pendeta Protestan mendapat dukungan penuh dari VOC. Tahun 1663 seorang pendeta Protestan bernama Yohanes Burum datang ke Minahasa, ia melakukan pembaptisan pada anak-anak dan orang dewasa.

Ia adalah pendeta Protestan pertama yang datang berkunjung di Manado, Ia digantikan oleh Pdt. Sebelius yang memulai pekerjaannya di Ternate sejak tahun 1664.

Tahun 1675 Pdt. Jacobus Montanus yang sedang mengadakan perjalanan menuju ke daerah Taruna mampir ke Manado.

Ia prihatian terhadap orang Kristen yang masih dipengaruhi oleh kebiasaan lama penduduk. Umunya metode yang dipakai adalah belajar di rumah atau pondok sederhana, diajar membaca dan menghafal pokok iman Kristen, khotbah dalam bahasa Melayu, layanan baptisan dan perjamuan yang terbatas.

Selama VOC berada di Minahasa jumlah penganut agama Kristen bertambah sekalipun pemeliharaan terhadap jemaat kurang diperhatikan.

VOC mengijinkan para pendeta Protestan untuk melayani pegawai VOC dan penduduk pribumi yang dapat dijangkau dalam perkunjungan bersama dengan pemerintah masa itu.

Bangkrutnya VOC, menyebabkan VOC menyerahkan wilayah perdagangannya kepada pemerintah Belanda tanggal 27 Desember 1799.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved