Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Obor Pemuda GMIM, Renungan Sabtu 24 Mei 2025, Wahyu 20:6, Kebahagiaan Seorang yang Setia

Obor Pemuda GMIM, renungan Sabtu 24 Mei 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Wahyu 20:6.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
OBOR PEMUDA GMIM - Renungan Sabtu 24 Mei 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Wahyu 20:6. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Obor Pemuda GMIM, renungan Sabtu 24 Mei 2025.

Pembacaan alkitab terdapat pada Wahyu 20:6.

Tema perenungan adalah Kebahagiaan Seorang yang Setia.

Khotbah:

Apa yang menjadi kebahagiaan anda? Mungkin ada orang yang secara spontan mengatakan: saya bahagia kalau punya banyak uang, bisa makan yang enak, atau punya pasangan yang keren. 

Atau mungkin ada yang berpendapat bahwa kebahagiaan dicapai dengan kedudukan dan pendidikan yang tinggi, kesehatan yang prima, dan penampilan yang OK.

Setidak-tidaknya itulah gambaran yang umum dipropagandakan melalui iklan dan film-film di televisi. Benarkah kebahagiaan kita dapat dicapai dengan hal-hal tersebut di atas?

Mempelajari Kitab Wahyu, maka kita akan dihentar untuk mengerti penglihatan Yohanes akan masa depan menempatkan para orang kudus di surga.

Inilah kebahagian yang sebenarnya yaitu kita mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu dan akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, serta akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

Ada banyak pengertian dan penafsiran tentang Kerjaan Seribu Tahun, namun kesamaan pemahamannya ditarik suatu pemahaman bahwa Kerajaan seribu tahun dalam kitab Wahyu memiliki arti di mana suatu periode waktu di mana Allah berdaulat dan berkuasa penuh, tidak ada kuasa atau pengaruh lain dalam kehidupan orang percaya.

Jadi disini bukan kurun waktu seribu tahun, tetapi lebih daripada kesempurnaan waktu, dimana Allah memerintah dan berdaulat sepenuhnya.

Kuasa Iblis akan berakhir dan Allah memerintah dan berkuasa sepenuhnya. Air mata dan ratap akan berlalu serta para martir akan dipermuliakan.

Namun demikian, betapapun kita menyadari bahwa kebahagiaan kita ada di dalam Tuhan, kalau kita tidak mengarahkan hidup kita ke sana, itu belum berguna bagi kita.

Ibaratnya kita tahu tujuan perjalanan kita, tetapi kita memilih untuk tidak bergerak ke sana. Maka, mari, jangan sia-siakan hidup yang Tuhan berikan kepada kita.

Di atas segalanya, marilah kita berusaha agar ‘gambaran Allah’ yang ada pada diri kita tidak dirusak oleh dosa. 

Singkatnya, kita berusaha hidup kudus, memberikan diri kita kepada Tuhan dan sesame. Jangan lupa, bahwa hanya dengan kekudusan kita dapat ‘melihat’ Allah dan masuk ke dalam Kebahagiaan Surgawi. Amin.

Sumber: sobatobor.com

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved