Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Masih Jarang Dibudidaya, Sapi Limosin di Manado, Sulut, Harganya Lebih dari Rp 100 Juta per Ekor 

Tidak banyak peternak yang membudidayakan Sapi Limousin (lomosin) di Manado, Sulawesi Utara.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Erlina Langi
Tribun Manado/Fernando Lumowa
SAPI LIMOSIN: Peternak cum pedagang sapi Joko Sugianto bersama sapi-sapi Limosin miliknya di Desa Mapanget, Kecamatan Talawaan, Minahasa Utara, Kamis (22/5/2025). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Tidak banyak peternak yang membudidayakan Sapi Limousin (lomosin) di Manado, Sulawesi Utara

Bisa dibilang sapi ini ternak langka di Bumi Nyiur Melambai.

Sulit menemukan jenis sapi dengan nama Latin Bos taurus ini di Sulawesi Utara

Dari beberapa, di antaranya milik Joko Sugianto, peternak cum pedagang sapi di Manado yang berdomisili di Desa Mapanget, Kecamatan Talawaan, Minahasa Utara

Joko sudah beternak sapi yang awalnya berasal dari Perancis ini sejak tahun 2015. Joko Sugianto bisa dibilang pelopor peternak sapi Limosin di Sulut. 

Saat ini ini memiliki empat ekor limosin

Namanya Ontoseno (Antasena), Gatot Kaca, Kalagondang dan Arjuna.

Mereka ditempatkan di kandang khusus yang lokasinya tak jauh dari area Bandara Samrat Manado

Antasena usianya paling tua. Hampir empat tahun. Bobotnya sudah lewat dari 1 ton. Menurut Sugi, Antasena dibesarkan sejak tiga tahun lalu. 

"Ini saya beli dari Paguyaman, Gorontalo. Waktu itu harganya Rp 30 jutaan tapi nego sama temen, dilepas Rp 18 juta," jelas Sugi, Kamis (22/5/2025). 

Kalagondang dan Gatot Kaca berusia lebih muda, sekitar tiga tahunan.

Warna dua sapi ini agak kehitaman.

Bobotnya belum sampai satu ton. 

Sedangkan Arjuna, lebih muda, sekitar dua tahun tapi bobotnya sudah 800 kg.

"Ini masih bisa lebih besar. Ini bakal jadi super," kata dia

Sugi mengaku siap melepas limosin tertuanya.

Sapi seberat satu ton itu bakal dilepasnya dengan harga tidak kurang dari Rp 100 juta. 

Menurut Sugi, Antasena sudah dilihat perwakilan Kepresidenan RI. Jika jadi, Antasena bakal jadi sapi kurban bantuan Presiden RI, Prabowo Subianto di Sulawesi Utara

"Harga pasarannya memang begitu. Bahkan kalau musim Lebaran Haji begini bisa lebih," katanya. 

Sugi tahun ini tidak banyak menyediakan banyak Limosin.

Pasalnya permintaan juga tidak ada.

Katanya, selama enam tahun berturut, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey selalu memesan Limosin darinya. 

Sapi Limosin dari Sugi biasanya dibagikan ke 15 kabupaten kota masjid raya serta instansi Forkompimda. 

"Tahun lalu Pak Olly pesan 20 lebih," ujarnya.

Menurutnya, Limosin yang disiapkan beratnya bervariasi.

Ada yang 800 kg hingga 1 ton. 

Untuk memenuhi permintaan, Sugi biasanya mengambil stok dari Gorontalo. Tepatnya kampung halamannya, Paguyaman. 

Di sana, Limosin dibudidaya sejak lama.

Selain jadi komoditas sapi potong, tidak sedikit juga dijadikan sapi kontes. 

Hadiahnya ratusan juta. 

"Cuma berbeda dari Jawa, yang dinilai hanya beratnya. Kalau di Jawa, tampilan hingga estetikanya dinilai," ungkap pria berpostur ceking ini.(ndo) 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved